Sunday, August 3, 2014

Haid Diduga Picu Kambuhnya Gangguan Bipolar

Penyebab gangguan bipolar yang diderita perempuan hingga kini belum diketahui. Namun, ketidakseimbangan hormon yang dialami perempuan saat haid ditengarai memicu kondisi bipolar.

Karenanya, Nurmiati Amir, SpKJ (K) menyarankan pasiennya untuk menambah dosis obat pada tiga hari sebelum haid hingga tiga hari sesudah haid. Penambahan dosis tersebut diharapkan bisa menjaga mood pasien tetap pada kondisi eutimik.

"Penyebab pasti gangguan bipolar ini belum diketahui. Tapi, ada faktor keturunan. Bisa skip dua generasi. Di ibunya tidak ada, tapi ada di neneknya, misalnya. Meski faktor keturunan berperan, tapi mesti ada faktor lain yang bisa mencetuskannya," sahutnya.

Faktor lain yang dimaksud adalah faktor stresor yang terjadi pada satu dekade kehidupan, seperti penyiksaan secara fisik, verbal hingga seksual.

Jika faktor stresor bisa ditekan, episode kekambuhan bisa ditahan pada kondisi eutimik. Jika tidak, pasien bisa mengalami empat episode kekambuhan yang cepat (rapid cycling) dalam setahun. Dalam kondisi yang lebih parah, kekambuhan itu bisa terjadi tanpa faktor stresor apapun.

"Edukasi menjadi faktor penting untuk membantu pasien bisa beraktivitas biasa. Tidak hanya pasiennya, tapi juga orang sekitarnya. Jadi, ketika ada sikapnya yang berlebihan, seperti berdandan lebih cantik, bicara lebih cepat, atau uring-uringan, orang sekitarnya bisa menyarankannya untuk ke dokter," sahutnya.

Selain itu, psikoterapi, seperti terapi keluarga dan terapi pernikahan, juga diberikan sebagai bagian dari pengobatan. Terapi ini bisa melibatkan anggota keluarga lainnya untuk menyukseskan pengobatan. Jika kondisinya sudah parah, pasien bisa diterapi dengan kejut listrik.

"Pasien harus memperbaiki gaya hidup, misal tidur teratur, jangan atasi stresor dengan menggunakan alkohol atau narkoba. Pasien juga harus patuh minum obat selamanya," imbuhnya.

Gangguan bipolar ini biasanya mulai terjadi pada usia 20-an. Ada pula yang mulai mengalami bipolar pada usia 60 tahun. Kejadian pada usia senja ini biasanya dicetuskan oleh penyakit lainnya, seperti gangguan kelenjar getah bening. Namun, gangguan ini bisa dideteksi sejak dini.

"Kalau anak hiperaktif dan diikuti perubahan mood yang berfluktuasi, kita sudah harus berpikir jangan-jangan dia mengidap bipolar. Kita harus memeriksakannya sehingga bisa di-manage dari awal. Orangtua tidak bersikap kasar, atau guru tidak menambah faktor stresor, misalnya," tukasnya. (Dinny Mutiah/Bas)
sumber: microsite.metrotvnews.com/lifestyle/read/2013/02/26/913/134013/Haid-Diduga-Picu-Kambuhnya-Gangguan-Bipolar


No comments:

Post a Comment