Sunday, April 28, 2013

There's Always Light at The End of Your Tunnel: Harapan Pemulihan Untuk Mereka Yang Hidup Dengan Gangguan Jiwa


Penderita gangguan jiwa bisa pulih, dalam arti bisa hidup, aktif bekerja dan berfungsi normal sebagaimana anggota masyarakat lainnya. Beberapa prinsip dasar proses pemulihan adalah sebagai berikut:
  • Pemulihan adalah suatu proses membangun suatu kehidupan yang berarti dan memuaskan sebagaimana didefinisikan oleh penderita sendiri, meskipun kadang ada kondisi kambuh.
  • Pemulihan adalah gerakan menjauh dari kelainan, penyakit dan gejala menuju ke arah yang lebih sehat, kuat dan sejahtera
  • Harapan adalah titik pusat dari proses pemulihan. Harapan timbul antara lain karena adanya “contoh” atau role model dari mereka yang pulih.
  • Keluarga dan teman teman penderita berperan penting dalam proses pemulihan. mereka perlu dilibatkan dalam proses pemulihan. Yang diperlukan penderita adalah mereka yang mempunyai kemauan memberi semangat dan memperkuat harapan, penuh perhatian, dan tidak mudah patah semangat.
Menurut  Andresen, R., Oades, L., dan  Caputi (2003) ada 4 komponen dari proses pemulihan, yaitu:
  1. Menemukan dan memupuk “harapan”. Timbulnya harapan merupakan pusat dari proses pemulihan. Tanpa timbulnya harapan, tidak akan ada proses pemulihan.
  2. Membentuk kembali “identitas positif”. Dalam proses pemulihan, juga diperlukan adanya identitas yang lain selain identitas sebagai penderita gangguan jiwa. Penderita tetap mempunyai gejala gangguan jiwa, namun mereka juga mempunyai identitas positif lainnya, seperti: pelajar, mahasiswa, pegawai, pengusaha, ayah/ibu, dll.
  3. Membangun kehidupan yang berarti. Kehidupan yang berarti bisa dicapai dengan membangun hidup yang bermanfaat bagi sekitar merupakan salah satu komponen penting dari proses pemulihan. 
  4. Mengambil tanggung jawab dan kendali. Dalam proses pemulihan, penderita gangguan jiwa tidak hanya menggantungkan diri pada dokter dan orang lain, tapi secara aktif dan bertanggung jawab mengusahakan pemulihan dirinya.

Sudahkah Anda Memaafkan Diri Anda Sendiri Hari Ini?: Inilah Langkah-langkah Berdamai Dengan Diri Sendiri


Memaafkan diri sendiri berarti menghapus segala kekhawatiran dan ketakutan yang kerap muncul dalam menghadapi masa-masa sulit. Rasa takut ini seringkali menjadi jebakan yang membuat Anda pesimis dan menyalahkan diri sendiri. Padahal, jika Anda dapat berdamai dengan diri sendiri, Anda dapat melalui masa-masa sulit dengan fokusdan penuh ketenangan.

1. Menerima kenyataan
Alih-alih protes pada diri sendiri akan segala keterbatasan yang dimiliki, mengapa tidak menerima diri Anda apa adanya? Menerima kenyataan merupakan titik awal dari sikap optimis dan pandangan jernih terhadap diri. Jangan dulu mengira Anda tidak layak mendapat kesempatan emas. Anggap ini sebagai perpanjangan waktu bagi Anda untuk menunjukkan usaha lebih keras. Percayalah, melalui keterbatasan apapun yang Anda miliki, Anda akan menemukan solusi alternatif untuk menyiasatinya.

2. Belajar ikhlas
Mengalah bukan berarti kalah. Saat Anda menghadapi kegagalan, di saat itu pulalah kekuatan Anda bertambah. Pepatah mengatakan, orang yang kuat adalah orang yang banyak menerima cobaan. Kekuatan akan semakin bertambah jika Anda mempertebal keikhlasan dalam menerima kegagalan. Alih-alih menggerutu sambil menahan kecewa,mengapa tidak mencari tahu titik kelemahan dan mencoba untuk memperbaikinya? 

3. Senyum
Saat Anda gagal meraih keinginan, tersenyumlah. Gerakan rahang dan tulang pipi saat tersenyum akan mengaktifkan sensor syaraf dalam otak yang memicu produksi hormon bahagia.Saat Anda tersenyum--walau dipaksakan--hormon-hormon baik dalam otak akan membuang bad mood dari pikiran. Hindari menyalahkan diri sendiri atas kegagalan yangdialami dan mulailah memasang senyum termanis di wajah Anda.

Berdamai dengan diri sendiri merupakan cara yang paling ampuh untuk bisa lebih menikmati hidup. Latihlah diri Anda untuk terus berdamai!

(ratna@oktomagazine.com)