Tuesday, June 18, 2013

Catherine Zeta-Jones (aktris peraih Piala Oscar): Bipolar Tidak Menghalanginya Berkarya dan Berprestasi

Gangguan bipolar merupakan salah satu bagian dari gangguan kejiwaan. Ciri paling khasnya adalah perubahan suasana hati secara drastis, dari yang senang berlebihan bisa menjadi teramat sedih bahkan depresi. Itulah yang dialami artis cantik Catherine Zeta-Jones.
Catherine baru-baru ini mengumumkan dirinya memiliki gangguan bipolar. Seorang dokter mengungkapkan bahwa kemungkinan Catherine sudah mengalami gangguan tersebut di sebagian besar hidupnya.
Dalam satu tahun terakhir misalnya Catherine berada di bawah tekanan stres yang tinggi karena sang suami aktor Michael Douglas terkena kanker, anak tirinya sedang menjalani hukuman penjara dan ia tetap harus membesarkan anak-anaknya yang masih kecil yaitu Dylan (10 tahun) dan Carys (7 tahun).
Namun selama ini Catherine tetap menunjukkan sikap sebagai istri yang setia dan keibuan serta terlihat bisa menangani stres dengan baik. Ia juga diidolakan banyak orang karena cantik, populer, seksi dan punya suami yang mapan dan terkenal.
Tapi ketika muncul pengumuman dari Catherine bahwa dirinya mengalami gangguan bipolar, banyak orang yang tidak kaget meskipun tidak ada gejala yang muncul. Kehidupannya yang banyak mendapat sorotan serta keharusan untuk eksis di dunia hiburan memang bisa membuat stres.
“Seharusnya tidak mengherankan bagi seorang perempuan yang cantik dan sukses untuk menderita gangguan bipolar II, karena sukses dan kecantikan tidak memisahkan siapapun dari gangguan kejiwaan,” ujar Dr Keith Ablow, seperti dikutip dari Foxnews,
Dr Ablow menuturkan gangguan bipolar II adalah salah satu jenis yang umum. Biasanya dicirikan dengan satu episode depresi dan satu episode hypomania yang mana suasana hati yang tinggi tapi tidak sepenuhnya maniak atau keluar dari realita.
“Stres dalam hidup seperti berurusan dengan anak atau pasangan yang menderita sakit parah tentu saja akan menjadi pemicu emosi yang naik turun. Tetapi ada banyak orang yang bisa melaluinya tanpa menjadi bipolar, namun ada juga yang sebaliknya,” ungkap Dr Ablow.
Meskipun Douglas baru-baru ini mengumumkan telah bebas dari kanker setelah melalui kemoterapi dan radiasi, tapi gangguan mental yang dialami Catherine mungkin sudah ada di sebagian besar hidupnya.
Ada kemungkinan kondisi Catherine sudah berakar dari masa kanak-kanak atau remaja, dan bahkan mungkin saja sudah terjadi di otaknya sejak ia lahir. Kemungkinan ia telah mengobatinya secara diam-diam selama bertahun-tahun.
“Semua lapisan masyarakat bisa menderita gangguan ini dan mengelolanya dengan baik. Hal ini karena gangguan bipolar merupakan penyakit episodik yang datang dan pergi,” ujarnya.
Ablow menambahkan bahwa penyakit jiwa tidak berbeda dengan diagnosis penyakit lainnya seperti diabetes atau hipertensi.
Bagaimana mengetahui seseorang mengalami gangguan bipolar?Penderita gangguan bipolar atau biasa dikenal sebagai manic depression biasanya memiliki gejala yang sama seperti orang dengan depresi berat, tapi mereka mempunyai kelakuan yang ekstrem yang dikenal dengan manic episode atau hypermanic.
“Kesalahan utama yang biasa dibuat oleh psikiater adalah tidak menanyakan gejala lain selain depresi, karena umumnya mereka juga memiliki sesuatu yang kebalikan dari depresi seperti merasa terlalu bersemangat,” ungkapnya.
Gejala gangguan bipolarSelama periode tinggi, seorang pasien bipolar mungkin memiliki perasaan yang berlebihan, menurunnya kebutuhan untuk tidur, kecenderungan terlalu banyak bicara dan kadang mengalami sesuatu yang terlalu cepat dari pikirannya.
“Selama episode ini orang juga mungkin mengalami keterlibatan yang terlalu banyak dalam kegiatan menyenangkan tapi berlebihan, seperti menghabiskan waktu bersenang-senang, berperilaku seksual berisiko dan terlalu banyak investasi uang dalam bisnis yang tidak pantas,” ujar Dr Ablow.
Faktor genetikDr Candida Fink, seorang psikiater anak dan remaja menuturkan sekitar 75-80 persen kelainan ini turun temurun. Episode bipolar yang dramatis mungkin muncul di awal usia 30-an tahun dengan manic episode akhir usia 40-an tahun. Sebagian juga ada yang dilaporkan pada masa kanak-kanak.
Mengobati gangguan bipolarAblow mengungkapkan selain menggunakan obat, pasien bipolar juga bisa melakukan psikoterapi. Pengobatan yang diberikan termasuk obat anti kejang, obat untuk menstabilkan suasana hati serta obat penenang. Obat penstabil suasana hati lebih sering digunakan untuk memastikan bahwa penderita bipolar tidak mengalami siklus pasang surut akibat kondisinya.
Dedy Susanto http://pemulihanjiwa.com