Tuesday, August 19, 2014

Ini Dia Selebritis Dunia Yang Berjuang Melawan Gangguan Kejiwaan dan Memenangkannya

Angelina Jolie
Duta UNICEF ini tetrnyata pernah mengalami kegelapan dalam kehidupannya. Saat usianya baru 20 tahun, Ibunya meninggal. Angie kecil merasa sangat kehilangan dan merasakan kesedihan yang terus menerus. Pikiran negative selalu menghantuinya jika ia beranjak dari rumahnya. Namun kesadaran akan Ibunya yang pasti merasa sedih jika melihatnya terpuruk seperti itu, membuat kebangkitan dan kesembuhan pada Angelina Jolie. Sekarang d aktif di UNICEF sebagai duta kemanusiaan untuk para pengungsi dan bencana alam.








Christina Ricci

Artis yang menjadi selebritis semenjak kecilnya ini ternyata menderita gangguan makan seperti bulimia yang mengakibatkan anorexia. Kelainan makan ini membuat dirinya merasa deprsi dan harus dirawat oleh psikiater



Catherine Zeta Jones
Aktris cantik partner Antonio Banderas di film Zorro ini mengalami depresi bipolar tingkat 2. Dirinya depresi bersamaan ketika suaminya, Michael Douglas, divonis dokter mengidap kanker kerongkongan stadium 4. Kemudian dirinya dirawat di Rmah Sakit Jiwa Connecticut. Penyakit depresinya ini merupakan pembauran antara depresi dan hypomania.

Mandy Moore
Gadis yang biasanya positif thinking dan enerjik ini tiba-tiba merasakan kesedihan yang teramat sangat saat Desember tahun lalu. Dia mengalami kegalauan yang entah bersumber dari apa, merasa dirinya sangat lambat dan sangat sedih. Kedekatannya dengan suaminya sekarang membuatnya tetap aktif menulis lirik lagu dan music. Dan ternyata hal itu membantu penyembuhan depresinya. Mandy Moore menganjurkan kepada penderita depresi untuk menulis music untuk membantu penyembuhan. 
Kylie Minogue
Depresi yang dideritanya bersumber dari kanker payudara yang diidapnya. Adanya waktu kosong antara pekerjaannya membuat depresi yang ada dalam hatinya berkembang dan berlarut-larut. Tetapi, wanita cantik bangkit dari keterpurukannya dengan susah payah. Setelah mengalami waktu yang berat seperti pengangkatan payudara dan kemoterapi, artis Australia ini sembuh. Terilhami dengan kesembuhannya, Kylie Minogue menyemangati kakak iparnya yang mengalami kanker payudara  dan membantunya melewati masa-masa depresi.
Uma Thurman
Artis di film Kill Bill 1 dan Kill Bill 2 ini meraih kesuksesan dalam film-filmnya. Bahkan dia  dinominasikan untuk meraih piala Oscar berkat aktingnya yang jempolan di film Pulp Fiction yang dibintanginya bersama John Travolta. Namun  kesuksesan dalam filmnya tidak berbanding lurus dengan kelanggengan rumah tangganya. 2 pernikahannya sama-sama berujung pada perceraian. Akhirnya setelah mengalami saat menyedihkan akibat kegagalan rumaha tangganya, dirinya dirawat oleh seorang ahli herbal. Uma Thurman juga melakukan meditasi dan  yoga untuk merelaksasikan pikirannya.
Demi Lovato
Artis remaja yang sedang naik daun ini ternyata pernah didiagnosis mengidap depresi bipolar, anorexia, bulimia bahkan penyayatan untuk menyakiti dirinya sendiri. Mantan juri The X Factor USA ini mengalami masa kecil yang mengerikan. Dirinya pernah megalami pelecehan seksual, di bully, yang mengakibatkan depresi pada diri remajanya. Setelah dirawat oleh Psikiater, dirinya mendapat tawaran menjadi penyanyi hingga sukses seperti sekarang.






Sheryl Crow
Penyanyi pelantun tembang bernada optimis, All I Wanna Do, ini ternyata pernah berjuang keras melawan depresi selama 6 bulan. Menurut sumber yang dipercaya, Sheryl mengalami depresi sejak masih anak-anak. Depresinya kambuh  ketika usai melakukan tur music, dia kesulitan untuk mendapatkan kontrak rekaman. Depresi yang dialaminya membuat dia harus dirawat oleh psikiater dan menjalani terapi




Gwyneth Paltrow
Artis bintang Charlies Angel ini mengalami depresi pertamanya ketika Ayahnya meninggal dunia saat usianya belasan. Kedekatannya dengan sang Ayah mengakibatkan lkehilangan yang menyebabkan kesedihan yang sangat. Depresi itu berulang ketika dirinya baru saja melahirkan anak laki-lakinya, Moses. Ketika diwawancara salah satu Majalah ternama di New York, dirinya mengatakan dengan sedih bahwa dia ingin sekali merasa bahagia seperti bahagianya menyambut kelahiran anak perempuannya.





Putri Diana
Bukan rahasia lagi jika wanita cantik yang satu ini adalah salah atu kiblat fashion semasa hidupnya. Lady Di, mengalami depresi ketika dia berpisah dan bercerai dengan suaminya, Pngeran Charles. Depresi yang dialaminya yaitu depresi pot partum dan bulimia dan gejala menyakiti diri sendiri. Namun hubungannya dengan pengusaha Arab, Dody Al Fayed, membuatnya sembuh dari depresi itu. Sayangnya, dia meninggal dalam kecelakaan mobil di jalanan Paris, Perancis.


Anne Hathaway

Artis ini mengalami depresi jauh sebelum dia  menjadi membintangi film The Princess Diary. Dulu saat remaja, Anne Hathaway mengalami masa-masa sulit. Namun kini kematangan emosinya tumbuh seiring kedewasaan umurnya.




.J.K. Rowling
Dia adalah seorang penulis berpenghasilan triyunan karena menulis buku seri Harry Potter dikenal orang dan menghasilkan uang dari royalty tiap bukunya. Tapi sebelum menjadi penulis berpenghasilan tertinggi, dia pernah mengalami masa suram ketika terpaksa hidup sebagai single mother di sebuah apartemen yang kumuh setelah berpisah dari mantan suami pertamanya. Depresi yang menimpanya begitu parah sehingga dia pernah berpikir untuk bunuh diri. Akhirnya setelah mendapat perawatan kejiwaan dan melakukan therapy. JK Rowling membukla lembaran baru hidupnya. Kenangan masa depresinya dia tulis ketika menggambarkan karakter Dementor, yang menghukum para terdakwa dengan menghisap kebahagiaan dalam diri seseoran



Mel Gibson
Aktor senior ini mengungkapkan secara terbuka mengenai depresi yang dialami usai membintangi The Beaver pada tahun 2011. Kendati demikian, dia mengaku tak mengalami gangguan yang begitu berat dan akhirnya bisa melawannya






Jim Carrey
Siapa sangka, pria yang dikenal dengan sisi humorisnya ini sempat menghadapi depresi berat. Aktor "The Mask" ini mengaku mengonsumsi Prozac untuk melawan depresi yang dialami.







Pete Wentz
Dalam sebuah wawancara bersama majalah Playboy pada tahun 2008, anggota Fall Out Boy ini mengungkapkan dirinya hampir mati akibat depresi yang dialaminya. Dia pun mengaku mengonsumsi begitu banyak obat-obatan untuk menangani kondisi tersebut.


Jean-Claude Van Damme
Bintang film laga ini ternyata pernah mengalami gangguan bipolar pada tahun 2011. Dia mengaku, sejak kecil sering mengalami perubahan mood. Saat masih duduk di bangku sekolah, dia menjelaskan kerap mengalami hari menyedihkan, meskipun hari-hari di sekolah menawarkan hal menyenangkan.






Halle Berry

Bintang "X-Men" pemeran Storm ini mengungkapkan kepada majalah Parade pada tahun 2007 dirinya sempat mencoba bunuh diri. Ini disebabkan oleh perpisahan dengan mantan suaminya, David Justice pada tahun 1997.

Apa Hubungannya Antara Trauma Psikis Masa Lalu Dengan Gangguan Kejiwaan? Seniman Ini Membuktikannya

Vincent van Gogh

van-gogh-self
Tumbuh sebagai anak yang kurang diperhatikan dan sering disalahmengerti oleh orang lain, Van Gogh bertumbuh menjadi orang dewasa yang menderita gangguan mental akibat depresi dan alkohol. Dia seorang bipolar, schizophrenia,dan gangguan sejenis lainnya.
Van Gogh pernah kerja sebagai misionaris, tapi lalu keluar karena mengganggu orang lain. Tiap malam ia selalu menangis keras-keras. Ketika lamarannya ditolak seorang wanita, Van Gogh pernah dengan sengaja meletakkan tangannya diatas lampu yang sedang berpijar, agar dikasihani. Ia juga pernah bertengkar dengan Paul Gauguin dan memotong telinga kirinya sendiri setelah itu dengan silet


Frida Kahlo

kahlo-frida-1931-sized
Seorang feminis yang cerdas dan terlihat “normal”, padahal sebenarnya dia pernah mengalami trauma fisik. Pelarian Frida dari semua kesakitan (termasuk kegugurannya akibat kekerasan) adalah dengan melukis.
Frida juga seorang biseksual, akibat perselingkuhan suaminya dengan banyak perempuan.

Gangguan Kejiwaan Tidak Pernah Pandang Bulu - Inilah 10 Seniman Kelas Dunia Yang Hidup Dengan Gangguan Mental


Alur goresan kuas bercat pada kanvas, serta pemaduan warna dan warni yang indah senantiasa yang selalu disajikan oleh para pelukis dalam karya-karyanya. Beberapa penikmat dan orang awam pun dibuatnya terheran, terkagum dan terhipnotis ketika melihat karya lukisan-lukisan indah, namun tahukan Anda jika ada pelukis yang menderita kelainan ataupun gangguan jiwa baik temporal ataupun permanen, ketika berada dalam proses pembuatan karya. Dan banyak dari pengamat lukisan yang tidak tahu kondisi-kondisi kejiwaan yang memengaruhi karya seni lukis. Berikut 10 pelukis yang mengalami gangguan mental:


1. Vincent Van Gogh
Nama Vincent Van Gogh adalah sebuah legenda dan sosok mitos yang hidup di dalam dunia seni lukis, ia adalah seorang pelukis yang jalan hidupnya penuh sensasi dan kontroversi. Vincent Van Gogh (1853-1890) memang pantas dijadikan sebagai sosok teladan, semangat, pemikiran dan caranya meluapkan emosi ke dalam sebuah karya banyak mempengaruhi gaya-gaya lukisan modern saat ini, ia adalah sebuah ikon. Namun ternyata dibalik kebesaran namanya, Vincent Van Gogh memiliki kelainan serta gangguan mental yang juga memengaruhi kehidupannya. Ia menderita sebuah depresi akut, mengidap epilepsi—kemungkinan hal ini disebabkan oleh konsumsi absinthe secara berlebihan. Aksi kenekadnya pun diduga akibat sebuah dorong depresi yang dideritanya, ia memotong daun telinganya sendiri dengan menggunakan sebuah pisau cukur. Dan hidupnya berakhir di usia 37 tahun,ketika ia menembakkan sebuah pistol revolver ke arah dada/jantungnya sendiri. Komplikasi penyakit Ménière’s dan penyimpangan kepribadian (bipolar) adalah sebuah kondisi kesehatan yang diduga menyelimuti kedamaian kehidupan Van Gogh.



2. Edvard Munch


Edvard Munch (1863–1944) adalah seorang ikon pelukis dalam sebuah citra alienasi modern, salah satu karyanya, TheScream, adalah salah satu karya dan sumbangan besar terhadap aliran avant-garde. Namun, seiring dengan bertambahnya usia, Edvard merasakan ketidaknyamanan mulai mengganggu kehidupannya, bahkan mengarah kepada kegilaan. Ia ketakutannya akan kematian selalu menghantuinya, dan mimpi buruk yang selalu menghampiri dalam tidurnya setiap malam. Namun ketakutan dan kegelisahannya tersebut tertuang dalam goresan cat di atas kanvasnya, sehingga menjadikan warna dan gaya yang khas. Ketika kegelisahan dan halusinasinya muncul semakin sering, ia pun mengikuti sebuah terapi psikologi.


3. Fransisco Goya


Nama lengkapnya adalah Fransico Jose de Goya y Lucientes (17460-1828), seorang pelukis ternama dan legenda di dalam khazanah seni lukis Spanyol, karyanya berdiri diantara lukisan bergaya klasik dan modern Spanyol. Lukisannya yang romantis menginspirasi Bacon, Picasso, dan Manet. Walaupun lukisan de Goya itu tercipta dari sebuah kepribadian yang terasing, kesepian, ketakutan dan beberapa kelainan mental yang dideritanya. Selain terbukti mengalami gangguan jiwa, de Goya pun mengalami gangguan pada telinganya, sehingga seringkali tubuhnya kehilangan keseimbangan, dan bahkan mengalami ketulian. Ia didiagnosa menderita  Ménière’s, hingga paranoia-dimensia.



4. Georgia O’Keefe


Georgia O’Keefe (1887-1986)  adalah salah satu perintis pergerakan perempuan di dalam dunia seni, yang kemudian menjadi lebih dikenal sebagai tokoh selebritas Amerika Serikat. Ia telah menghabiskan hidup untuk membaktikan dirinya kepada dunia seni lukis, hingga menutup mata di usia yang ke 98 tahun. Ia meninggal pada tahun 1986, namun jasa dan karyanya terutama bagi kalangan pelukis perempuan sangat dihormati dan selalu diingat. Ia menderita kelainan syaraf setelah terjatuh di Radio City Hall, pada tahun 1932. Selama masa perawatan dan penyembuhannya (dua tahun), ia tidak mengerjakan satu karya pun.



5. Paul Gauguin


File:Paul Gauguin 1891.pngPaul Gaugin (1848-1903) adalah seorang teman dekat dari Vincent Van Gogh, ia pun seorang pelukis yang berpengaruh dalam dunia seni lukis. Namun ia juga mengerjakan seninya tidak hanya dalam satu media saja, ia memahat, membuat keramik, percetakan dan banyak lagi. Salah satu yang mencatat namanya di dalam sejarah seni lukis, adalah peranannya dalam pergerakan seni pasca-impresionis (post-impressionist) di Prancis.  Namun sayang, seniman Prancis ini mengakhiri hidupnya sendiri, diduga ia menderita sebuah depresi yang akut, beberapa menyebutkan bahwa Paul sering mendengar suara-suara misterius yang memanggilnya.






6. Mark Rothko 
Mark Rothko (1903-1970) adalah seorang abstaksionis ternama dari Kota New York, AS, namanya besar dalam kancah pergerakan seni lukis abstrak. Mark yang pribadinya banyak dipengaruhi oleh pemikiran Yunani dan Nietzsche. Namun demikian, semasa hidupnya ia harus menderita sebuah depresi yang panjang dan gangguang kesehatan lainnya. Akibatnya kondisi kesehatan dan jiwanya tersebutlah yang mengantarkannya pada proses kematian yang singkat. Ia meninggalkan pesan untuk menemukan jenazahnya, ia menggunakan pakaian dalam dan kaus kaki panjang, terapung dalam kolam yang diwarnai darah, karena ia telah memotong urat nadi dengan pisau cukurnya.


7. Michelangelo


Ia adalah pelukis yang namanya melegenda dalam karya lukisnya di atas dinding langit-langit di sebuah gereja di Kapel Sistine, Michelangelo (1475-1564) adalah sosok yang tidak perlu diragukan lagi di dalam sejarah seni dunia. Namun demikian, ada beberapa komentator yang menyebutkan bahwa Michelangel menderita gangguan kesehatan jiwa yang serius. Salah satu komentar itu keluar dari Dr. Paul Wolf dari Universitas California, ia menyatakan argumennya, bahwa dibalik karya Michaelangelo yang melankolia, sebenarnya  mereflesikan sebuah kecenderungan yang bersifat depresif, simptomatis. Hal tersebut adalah perwujudan dari kelainan jiwa, bipolar, yang diidap oleh Michaelangelo. Beberapa pandangan spekulatif mengenai pola pemikiran dan pengalaman seorang Michaelangelo dapat dilacak dalam karyanya yang lain.


8. Richard Dadd


Richard Dadd (1817-1886) adalah salah satu pelukis era Victoria yang terkenal dengan detil pada setiap karya dan juga penggambaran atmosfer mistisnya. Pertama diketahui dan tercatat mengalami kelainan jiwa yaitu ketika Richard sedang melakukan sebuah pelayaran di atas Sungai Nil, Mesir. Saat itu ia bergerak ke sana-ke mari tak beraturan dan mengatakan bahwa jiwa telah diambil oleh dewa Mesir Kuno, Osiris. Ketika ia kembali dan tiba di Inggris, ia meyakini bahwa ayahnya seorang Iblis, kemudian menusuk dan membunuhnya. Ia pergi ke Prancis dan hampir membunuh turis di kota tersebut. Ia kemudian memutuskan untuk mendapatkan sebuah pengobatan medis, di sebuah rumah sakit jiwa terkenal, Bedlam. Di sanalah ia membakar semua mahakaryanya. Sebuah simpulan mengatakan bahwa Richard mengalami paranoia-skizofrenia, yang ia dapatkan secara turun temurun.


9. Nicolas de Staël


Nicolas de Staël (1914-1955) adalah sosok seniman yang besar namanya di era 1950’an, dan terdepan diantara generasinya. Dalam karyanya ia menghadirkan sebuah keaslian dalam pencitraan sebuah lukisan landscape, menjadikannya seperti sebuah asbtrak yang bernilai tinggi dalam dunia seni.  Ia diketahui menderita kelainan jiwa ketika tinggal di Prancis selatan, Antibes, karena di tempat ini lah ia mengasingkan diri. Namun ia kemudian memutuskan untuk mengakhiri hidupnya tak beberapa lama setelah tidak berhasil bertemu dengan seorang kritikus seni.Nicolas melompat bebas dari lantai 11 apartemennya.


10. Louis Wain


Ia adalah salah satu pelukis yang dikenal kehebatannya melalui lukisan-lukisan berobyek binatang, Louis Wain (1860-1939) seorang pelukis yang produktif dalam berkarya. Namun di suatu musim gugur ia harus merasakan sebuah penderitaan seorang skizopferenia, sebuah keadaan yang membuatnya tidak bisa membedakan mana yang nyata dan tidak nyata. Sebuah delusinasi dan ketidakpercayaan, permusuhan dan kasih sayang saling bertabrakan dalam realitas yang dialaminya. Beberapa psikolog yang menanganalisa mengatakan bahwa pengalamannya bisa terlihat di dalam karya-karya yang dibuat Louis.

Depresi Tidak Pernah Pandang Bulu - 10 Ilmuwan Dunia Yang Mati Bunuh Diri dan Penyebabnya

1.Alan Turing
Alan Turing, ilmuwan Inggris amat cakap di bidang matematika, logika dan kriptografer. Boleh dibilang ia ilmuwan Inggris terbesar abad ke-20. Sering dianggap sebagai bapak ilmu komputer modern, Turing memberikan formalisasi tentang konsep algoritma dan perhitungan dengan mesin Turing. Dengan tes Turing, ia membuat kontribusi yang signifikan dan provokatif bagi perdebatan mengenai kecerdasan buatan: “Apakah mungkin mesin sadar dan bisa berpikir?” Dia kemudian bekerja di National Physical Laboratory dan menciptakan salah satu desain pertama untuk komputer yang mampu menyimpan program. Pada tahun 1948 ia pindah ke Universitas Manchester untuk bekerja pada Manchester Mark I. Di sinilah ia kemudian memunculkan salah satu komputer paling awal di dunia.

Selama Perang Dunia II Turing bekerja pada pusat pemecah kode Inggris di Bletchley Park. Untuk beberapa waktu lamanya ia menjadi kepala Hut 8 yang bertanggung jawab untuk kriptanalisis angkatan laut Jerman. Dia bertanggung jawab atas sebagian besar pelanggaran kode Enigma Jerman.

Pada tahun 1952, Turing dihukum karena insiden Acts of Gross Indecency, setelah ia mengakui hubungan seksualnya dengan sesama jenis. Ia diberi pilihan: penjara 18 bulan atau pengebirian kimia yang berefek pada pembesaran payudara. Ia memilih yang kedua.

Pada tanggal 8 Juni 1954, Turing tak sanggup lagi menahan hinaan dan rasa sakit atas hukuman yang diterimanya. Ia kemudian makan apel yang dicampur dengan sianida.

2.Wallace Carothers
Wallace Hume Carothers adalah seorang kimiawan Amerika yang namanya dikait-kaitkan dengan penemuan nylon. Setelah menerima gelar Ph.D, ia mengajar di beberapa universitas sebelum ia disewa oleh Perusahaan DuPont untuk mengerjakan riset fundamental. Di sana ia menjadi pimpinan kelompok di laboratorium DuPont’s Experimental Station yang banyak melakukan penelitian tentang polimer. Selain nilon, ia juga meletakkan dasar bagi terciptanya Neoprene.

Setelah penemuan monumentalnya, Carothers menderita depresi akibat ‘inventor’s block, ditambah lagi oleh kematian adiknya. Puncaknya ia meminum racun pada tahun 1937 saat usianya menginjak 41 tahun.

3.George Eastman
George Eastman lahir di Waterville, New York, pada 1854. Ia mendirikan Eastman Kodak Company. Ia juga menemukan roll film yang membantu mengangkat derajat dunia fotografi dan memudahkan pembuatan film. Pada 1874, Eastman tertarik pada fotografi, tapi merasa frustrasi dengan lapisan piring kaca dengan emulsi cair yang harus digunakan sebelum dikeringkan. Pada tahun 1884, ia mematenkan media fotografi yang menggantikan pelat kaca rapuh dengan emulsi-foto yang dilapisi gulungan kertas. Penemuan roll film sangat mempercepat proses rekaman beberapa gambar. Pada tanggal 4 September 1888 Eastman mendaftarkan merk dagangnya, Kodak.

Tahun 1932, Eastman bunuh diri. Ia meninggalkan sebuah catatan yang berbunyi: “Pekerjaanku sudah selesai. Mengapa menunggu?” Ia dimakamkan di Rochester, New York?

4.Nicolas Leblanc
Ilmuwan satu ini merupakan ahli kimia dan ahli bedah berkebangsaan Prancis yang terkenal karena menjadi orang pertama yang memproduksi soda dari garam biasa. Ia lahir pada tahun 1742, Leblanc mengembangkan minatnya di bidang kedokteran pada usia muda. Ia mendaftarkan diri ke College of Surgeons Paris pada 1759. Pada 1780, ia menjadi dokter rumah tangga dari Louis Philip II, Duke of Orleans.

Pada 1775, Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis menawarkan hadiah siapa saja yang bisa memproses garam menjadi abu soda. Pada 1791, Nicolas Leblanc berhasil membuat natrium karbonat menggunakan garam dan asam sulfat. Hadiah yang dijanjikan pun diberikan kepadanya. Atas penemuannya itu, pabrik bisa memproduksi 320 ton abu soda per tahun.

Dua tahun setelah penyerahan hadiah, pemerintah revolusioner Perancis membatalkan hadiah yang diterima Leblanc. Selanjutnya, pada 1802 Napoleon memberikan pabrik (tetapi bukan hadiah uang) kepadanya. Tapi Leblanc yang terlanjur kecewa tidak mampu untuk menjalankan pabrik. Akhirnya, ia bunuh diri pada tahun 1806.

5. Edwin Armstrong
Edwin Armstrong yang lahir pada 18 Desember 1890 merupakan seorang insinyur listrik Amerika yang menemukan radio FM. Untuk pertama kalinya, ia mulai menggagas radio FM saat di universitas dan mematenkan gagasannya pada 1914. Tetapi, banyak pihak yang menghalang-halangi gagasannya itu. Di antaranya Radio Corporation of America yang berpikir bahwa gagasannya akan menghancurkan radio AM menghentikan kemajuan nya.

Karena putus asa, frustasi dan beranggapan bahwa radio FM tidak akan pernah berhasil, Armstrong melompat dari lantai 13 apartemennya di tahun 1954. Ia berusia 63 pada waktu itu.

6.Hans Berger
Hans Berger lahir di Neuses, Jerman pada tahun 1873. Ia dikenal sebagai orang pertama yang merekam electroencephalograms (EEGs) dengan objek manusia. Ia juga menemukan the rhythmic Alpha brain waves.
Berger belajar ilmu kedokteran, neurologi, psikiatri dan psikologi di Universitas Jena. Namun, ia lantas berkonsentrasi pada bidang neurologi dan mengikuti karya rintisan yang dilakukan oleh ilmuwan Inggris, Richard Caton. Ia berhasil mencatat EEG manusia pada tahun 1924. Kesuksesannya ini memberinya jalan untuk menemukan gelombang alfa dan manjelaskan–untuk kali pertama–bahwa epilepsi memiliki efek pada otak. Terganggu oleh bangkitnya Nazisme dan efek Perang Dunia II, Berger gantung diri pada 1 Juni 1941.

7.Valeri Legasov
Valeri Alekseevich Legasov adalah seorang ilmuwan Soviet terkemuka di bidang kimia anorganik dan anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Uni Soviet. Ia juga ketua komite penyelidikan bencana Chernobyl pada 26 April 1986.

Setelah bencana Chernobyl, Legasov menjadi anggota kunci dari komisi pemerintah yang dibentuk untuk menyelidiki penyebab bencana dan untuk merencanakan likuidasi akibatnya. Pada bulan Agustus 1986, ia menyajikan laporan dari delegasi Soviet pada pertemuan khusus Badan Energi Atom Internasional di Wina. Laporannya memukul rekan Barat dengan kedalaman analisis dan kejujuran penuh dalam membahas konsekuensi dari tragedi itu.

Sikap tegas dan terbuka yang ditunjukkan Legasov, walau bagaimanapun, kemudian menyebabkannya harus menghadapi banyak masalah. Salah satunya, pemerintah Soviet sangat tidak nyaman dengan keterusterangan dan kekakuan prinsipnya. Akibatnya, dalam kurun waktu 1986-1987 namanya dua kali gagal masuk ke dalam daftar orang-orang yang akan dianugerahi gelar Pahlawan Buruh Sosialis. Bahkan, Gorbachev sendiri yang mencoret namanya. Setelah terkena radiasi di tanah Chernobyl, kesehatan Legasov mulai memburuk. Ia juga mengalami depresi berat. Karena itulah, ia memutuskan bunuh diri pada 27 April 1988.

Pada 20 September 1996, Presiden Rusia Boris Yeltsin, menganugerahi Legasov gelar kehormatan Pahlawan Federasi Rusia (anumerta) untuk keberanian dan kepahlawanann yang ditampilkan selama proses likuidasi dari efek bencana Chernobyl.

8.Ludwig Boltzmann
Ludwig Eduard Boltzmann adalah seorang fisikawan Austria yang terkenal di bidang mekanika statistik dan termodinamika statistik. Dia juga salah satu pendukung utama teori atom. Ia lahir di Wina, 20 Februari 1844, Boltzmann kuliah di University of Vienna, dan mendapatkan gelar Ph.D pada usia 22. Tiga tahun kemudian ia menjadi profesor matematika-fisika di Universitas Graz. Impiannya untuk menjadi profesor fisika teoritis tercapai pada tahun 1893 di Universitas Wina. Ia berhasil menggeser mentor lamanya, Joseph Stefan.

Akan tetapi, di balik semua kesuksesannya, Boltzmann menderita gangguan bipolar. Sebuah derita yang kemudian menyebabkannya bunuh diri. Ia bunuh diri saat berlibur bersama keluarganya. Ia dimakamkan di Wina. Pada nisannya terdapat guratan.

9.David Kelly
David Christopher Kelly, nama lengkapnya. Ia salah seorang pegawai Kementerian Pertahanan Inggris (MoD) seklaigus ahli senjata biologi dan mantan inspektur Perserikatan Bangsa bidang senjata di Irak. Keraguannya terhadap dokumen WMD yang disusun oleh Pemerintahan Blair menyebabkannya terjerumus ke dalam skandal politik dan ia dipaksa untuk menghadiri sidang Komite Parlemen. Seorang pria sederhana, David Kelly, seolah terpanggang dalam sidang Komite Parlemen.

Pada tanggal 17 Juli 2003, Kelly berjalan seharian melintasi Oxfordshire. Ia juga dilaporkan telah menelan 29 obat penghilang rasa sakit dan menyayat pergelangan tangannya. Namun, banyak tokoh, termasuk anggota parlemen dan paramedis meragukan penyebab pasti kematian Kelly.

10.Viktor Meyer
Viktor Meyer, pakar kimia berkebangsaan Jerman ini memiliki kontribusi besar atas kimia organik dan anorganik. Di samping itu, pria yang lahir di Berlin pada tahun 1848 ini juga menciptakan suatu alat untuk mengukur kepadatan uap dan menemukan tiofena.

Meyer adalah seorang workaholic. Mungkin lantaran kegilaannya pada pekerjaan, sistem sarafnya mulai terganggu. Setelah serangkaian gangguan mental, ia akhirnya bunuh diri menggunakan sianida pada tahun 1897. Ia meninggal pada usia 49.

Depresi Tidak Pernah Pandang Bulu - 10 Penulis Terkenal Yang Mengakhiri Hidupnya Dengan Cara Bunuh Diri

Para seniman seperti Beethoven, Van Gogh, dan William Blake memang telah memukau dunia dengan karya-karya abadi mereka. Namun di sisi lain, ternyata para seniman juga memiliki pemikiran dan perilaku yang terkadang sulit dimengerti. Beberapa bahkan dianggap gila. Begitupun dengan para penulis karya-karya kenamaan. Beberapa diingat karena memiliki gangguan mental, dan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
1. Ernest Hemingway
Ernest HemingwayPenulis “The Old Man and The Sea” serta “For Whom The Bell Tolls” ini menderita gangguan mental selama hidupnya. Ia juga diduga memiliki kepribadian ganda dan kerusakan otak, akibat sering terlibat perkelahian. Ia juga didiagnosa dengan haemochromatics, suatu penyakit langka yang menyebabkan kandungan zat besi berlebih di dalam tubuh. Pada tahun 1960 ia kehilangan kewarasannya, berbagai terapi tak mampu menolongnya. Akhirnya ia menembak dirinya sendiri pada tahun 1961. Ernest tak sendiri. Ayah, saudara perempuan, saudara laki-laki, dan cucunya juga meninggal akibat bunuh diri.

2. Jack London
Penulis kisah “The Call of the Wild” dan “White Fang” ini dikenal sebagai sosok pemikir sosial yang cerdas sekaligus aneh. Kabarnya ia memiliki kepribadian ganda, juga pemabuk berat dan telah berkali-kali melakukan percobaan bunuh diri. Ia tewas akiba overdosis morfin. Saat tengah mengandung Jack London, ibunya juga pernah mencoba bunuh diri dengan minum banyak obat dan menembak dirinya sendiri, namun gagal.


3. Kurt Vonnegut
Ia paling dikenal atas bukunya “Slaughterhouse-Five” sebuah satir tentang pengalamannya selama Perang Dunia II. Ia menyebut dirinya sebagai seorang humanis yang menolak agama. Ia menderita depresi dan bunuh diri pada 1984. Ibunya juga tewas akibat bunuh diri pada 1944. Selain itu, anak kandungnya, Mark juga didiagnosa dengan kepribadian ganda dan skizofrenia.

4. Hunter S. Thompson
Penulis “Fear and Loathing in Las Vegas” ini dikenal sebagai pemabuk, pecandu obat-obatan, dan sering melakukan kekerasa dengan senjata. Di usia senjanya, Thompson tinggal di sebuah desa di Colorado sebelum akhirnya menembakkan diri dengan pistol pada tahun 2005.

5. Sylvia Plath

Sylvia Plath menderita depresi sejak muda, dan telah menjalani berbagai terapi akibat berkali-kali kedapatan mencoba bunuh diri. Semua pengalaman pahitnya ini ia tuliskan ke dalam sebuah novel semi-otobiografi, The Bell Jar. Apalagi setelah ia mengetahui suaminya berselingkuh, Plath terus mencoba bunuh diri. Akhirnya ia “berhasil” bunuh diri dengan menghirup gas karbondioksida dari ovennya. Usianya baru 30 tahun saat itu.



6. John Kennedy Toole
Penulis yang juga professor di Tulane University ini terkenal justru setelah ia meninggal dunia. Sebelumnya ia menulis buku “A Confederacy of Dunces” dan menjualnya kepada sebuah penerbit, namun plot ceritanya diubah oleh penerbit itu dengan alasan agar lebih menarik. Ia depresi dan akhirnya melakukan bunuh diri. Beberapa tahun kemudian, ibunya menemui novelis kenamaan Walker Percy untuk membaca karya Toole, dan Percy pun tertarik. Buku A Confederacy of Dunces ini menjadi sangat terkenal, bahkan memenangkan Pulitzer tahun 1981 untuk kategori fiksi.
7. Edgar Allan Poe
Setelah kematian istrinya, orang jenius ini pun mengalami depresi berat. Ia melampiaskan kesedihannya melalui alkohol dan obat-obatan, dan sangat terobsesi pada kematian. Semua pergulatan batinnya ini sangat terlihat di buku “The Raven” karyanya yang sangat terkenal. Ia akhirnya meninggal pada 7 Oktober 1849 dengan penyebab yang belum diketahui.



8. Virginia Woolf

Penulis ini paling dikenal atas karyanya “Mrs. Dalloway” yang mengangkat tema seputar gangguan mental, homoseksualitas, dan kehidupan itu sendiri. Ia mengalami depresi setelah kematian ayahnya pada 1904. Perang Dunia II semakin membuatnya tertekan, saat rumahnya di London hancur akibat serangan Jerman. Pada 28 Maret 1941, Woolf menenggelamkan diri di Sungai Ouse, dengan mengantongi banyak batu besar di jaketnya. Jasadnya baru ditemukan sebulan kemudian.
9. Raymond Chandler
Penulis ini tidak mempublikasikan semua tulisannya, sampai ia berumur 50 tahun. Ia seorang pemabuk berat, dan memiliki temperamen kasar, hingga didiagnosa dengan gangguan mental. Ia memutuskan bunuh diri setelah ditinggal mati istrinya pada 1955.
10. David Foster Wallace
Wallace paling dikenal atas novelnya Infinite Jess, sebuah karya besar yang berisi hampir setengah juta kata, termasuk detil-detil dan catatan kaki. Ia juga seorang professor yang disenangi oleh mahasiswanya. Di balik itu, ia ternyata menderita depresi hampir sepanjang hidupnya, dan sangat tergantung obat anti-depresi agar dapat bersikap normal. Ia berhenti menggunakan obat anti-depresi, namun depresinya menyerang lagi hingga harus mendapatkan terapi. Ia tak tertolong lagi setelah ditemukan gantung diri pada September 2008. Karyanya yang terakhir dipublikasikan adalah “The Pale King