Monday, August 4, 2014

Gangguan Kejiwaan Dalam Kehamilan Mungkin Terjadi - Mari Cegah Sejak Dini

A.  Pengertian

Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa / mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.

Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita. Kehamilan dianggap sebagai waktu krisis yang di akhiri dengan kelahiran bayi. Selama kehamilan kebanyakan ibu mengalami perubahan psikologis dan emosional. Perubahan psikologis dan emosional ini tampaknya berhubungan dengan perubahan biologis yang dialami ibu selama kehamilan. emosi ibu hamil cenderung labil. reaksi yang ditunjukkan terhadap kehamilan dapat saja berlebihan dan mudah berubah-ubah. Ibu hamil sangatlah sensitif dan rapuh. Banyak ketakutan yang muncul akan bahaya yang mungkin saja terjadi pada diri ibu maupun janinnya. Ketakutan yang tidak mendasar ini mungkin disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada tubuhnya, tampaknya ia tidak bisa dikendalikan dan proses hidupnya berubah dan tidak dapat di kembalikan lagi. Inilah saat ibu hamil memerlukan saran, dorongan, pengarahan dan bantuan dari orang-orang di sekitarnya.

Kehamilan melibatkan aspek fisik dan psikis. Secara fisik, kehamilan merupakan proses yang menakjubkan terjadi selama Sembilan bulan. Sejak meleburnya sel sperma dan sel telur dalam rahim,proses kehamilan dimulai. Biasanya wanita saat itu belum menyadari bahwa dirinya telah hamil. Namun organ-organ saat itu yang bertanggung jawab untuk menjaga kelangsungan kehamilan mulai bekerja.

Pada trimester I kehamilan ditandai dengan reaksi tubuh berupa mual diwaktu pagi, ketegangan payudara,perubahan fisik, seksual, diet, pergerakan, peningkatan ukuran perut dan payudara. Pada keadaan emosi terjadi secara berfluktuasi, periode ini faktor resiko terjadinya gangguan psikologis misalnya reaksi terhadapg kehamilannya, pengalaman kehamilan sebelumnya yang tidak menyenangkan, kehamilan yang motivasinya tidak jelas,kurangnya dukungan keluarga dan perubahan gaya hidup, semuanya tampak pada minggu I dan II pada kehamilandan berakhir pada minggu X dan XII. Pada trimester pertama juga sering dianggap sebagai periode penyesuaian, penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Sebagian wanita merasa sedih tentang kenyataan bahwa ia hamil, kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan.

Pada trimester II, dilanjutkan dengan perubahan emosional hanya sedikit, dan berpusat pada kesan tubuh, seksual dan janin yang sementara dikandungnya. Peningkatan rasa memiliki dan mulai dapat kembali pada minat semula, adanya gerak anak menjadikan ibu semakin merasakan kehamilan, mulai membayangkan fisik calon bayi dan merancang rencana masa depan untuknya, ibu merasakan peningkatan.

Trimester kedua dapat di bagi menjadi 2 fase :
1.  Fase prequickening ( Sebelum adanya pergerakan janin yang di rasakan ibu)
Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya), menjadi pemberi kasih sayang( persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini memberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih sayang kepada anak yang akan dilahirkannya.
2.  Fase Postqueckening (Setelah adanya pergerakan janin yang di rasakan oleh ibu)
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsul bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi tidak begitu di pikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan janin.

Pada trimester III, Respon psikologis calon ibu sudah menyesuaikan diri, kehidupan psikologik-emosional di kuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai persalinan yang akan datang. Pikiran dan persaan akan tanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus anaknya. Pendekatan psikologis yang tepat, kepercayaan pada dokter dan bidan akan meringankan beban penderitaannya,menyelamatkan ibu dan bayi, kerentanan, kerentanan meningkatkan pada triwulan ketiga terutama hamil 7 bulan, sering merasakan bayi yang amat berharga dapat saja hilang/mengalami hal yang buruk bila tidak di lindungi sepanjang waktu.

Rasa cemas dan takut akan proses persalinan dan kelahiran meningkat, yang menjadi perhatian, rasa sakit, luka saat melahirkan, kesehatan bayinya, kemampuan menjadi ibu yang bertanggung jawab, dan bagaiman perubahan hubungan dengan suami, dan ada gangguan tidur. Reaksi emosi meningkat kembali pada saat yang sama terjadi perasaan fisik yang kurang nyaman secara akut. Perhatian juga berubah pada hal finansial, persiapan ruang bayi,perlengkapan bayi sampai pada pengasuh serta kapasitas sebagai orang tua.

Dengan demikian resiko dan penyebab yang terkait, seperti  tersebut  diatas  dapat  sebagai  pencetus terjadinya  reaksi-reaksi  psikologis  mulai  tingkat gangguan  emosional  yang  ringan  ketingkat  gangguan jiwa yang serius.

B. PENGARUH PSIKOLOGIS PADA KEHAMILAN
Kehamilan,  di samping  memberi  kebahagiaan  yang luar  biasa,  juga  sangat  menekan  jiwa  sebagian besar wanita. Pada beberapa wanita dengan perasaan ambivalen  mengenai  kehamilan, stres mungkin meningkat. Respon terhadap stres mungkin  dapat terlihat  bervariasi  yang  tampak  atau  tidak  tampak. Sebagai contoh, sebagian besar wanita mengkhawatirkan apakah bayinya normal.
Pada mereka yang memiliki janin dengan resiko tinggi untuk kelainan bawaan,  stres  meningkat  (Tunis  &  Golbus,  1991). Selama  kehamilan  dan  terutama  mendekati  akhir kehamilan, harus dibuat rencana untuk perawatan anak dan  perubahan  gaya  hidup  yang  akan  terjadi  setelahkelahiran.  Pada  sejumlah  wanita,  takut  terhadap  nyeri melahirkan  sangat  menekan  jiwa. 
Pengalaman kehamilan mungkin dapat diubah oleh komplikasi medis dan obstetrik yang dapat terjadi. Burger dkk. telah menunjukkan  bahwa  wanita  dengan  komplikasi kehamilan  adalah  2  kali  cenderung  memiliki  ketakutan terhadap kelemahan bayi mereka atau menjadi depresi. Bagaimanapun,  wanita  yang  memiliki  gangguan mental  yang  serius  mengganggu  kehamilan. 

C. GANGGUAN  JIWA  PADA  KEHAMILAN  DAN PENANGANANNYA
Sejumlah  besar  pengobatan  psikotropik  sekarang telah  tersedia  untuk  penanganan  gangguan  mental (Kuller  dkk,  1996).  Pengobatan  wanita  hamil  dengan agen  psikotropik  mencakup  mereka  dengan  penyakit psikiatrik  sebelumnya  atau  bila  gangguan  emosional timbul  selama  kehamilan.  Sebagian  besar  wanita menerima  farmakoterapi  dimasukkkan  pada  kelompok pertama  dan  cenderung  memiliki  gangguan  yang  lebih berat,  seperti  gangguan  bipolar,  gangguan  skizoafektif, skizofrenia atau depresi mayor rekuen. Pada masing–masing kasus, perlu dipertimbangkan efek  samping  obat  pada  bayi  dibandingkan  resiko  ibu tanpa  diterapi.  Semua  obat  psikotropik  melewati plasenta,  sehingga  mempengaruhi  perkembangan janin. 

Obat  psikotropik  dapat  menyebabkan  :  kelainan kongenital, keracunan pada bayi dan sindrom putus obat pada bayi. Bagaimanapun pasien dengan gangguan jiwa yang berat harus ditangani oleh ahli psikiatri, yang dapat dikonsultasikan  dengan  ahli  obstetri  untuk  pemberian obat  pada  wanita  hamil.

Terapi psikososial dalam kehamilan meliputi : terapi perilaku,  psikoterapi  interpersonal,  terapi  kelompok, terapi keluarga dan psikoterapi suportif. Ada beberapa gangguan kejiwaan yang biasa terjadi pada ibu hamil yaitu sebagai berikut:
1.   Gangguan Kecemasan pada Kehamilan
Gangguan ini di tandai dengan rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan, terutama sekali terhadap hal-hal yang masih tergolong wajar.  Semua  wanita  hamil  mempunyai  pengalaman peristiwa kecemasan. Cemas terhadap perubahan fisik, kesukaran  persalinan  dan  kesehatan  janin  yang dikandungnya.
Kadang-kadang  kecemasan  itu  menjadi berlebihan  dan  merugikan  sehingga  timbul  gangguan cemas  seperti  fobia,  perilaku  menghindar  serta kecemasan  yang  berulang.

a.      Gangguan cemas menyeluruh
Gambaran utama gangguan ini kekhawatiran dan kecemasan  yang  berlebihan tentang  kehidupankehamilan,  misalnya  komplikasi  kehamilan, sekalipun kehamilan itu normal, yang ditandai dengan keteganga motorik dan hiperaktifitas motorik dan otonom misalnya: gemetar, gugup, gelisah, cepat  lelah;  gejala hiperaktifitas otonom misalnya nafas: nafas pendek, palpitasi, keringat, kaki dan tangan dingin pusing, mual, gangguan menelan.Kewaspadaan yang berlebihan perasaan terancam, iritabel, insomnia.
b.     Gangguan Panik
Bermanifestasi dengan  ciri-ciri  utama  adanya periode  kekhawatiran yang mendalam  atau  perasaan tidak  enak  yang berlangsung  beberapa  menit  dan sifatnya  berulang  secara  tak  terduga.  Serangan  panic terjadinya mendadak dengan rasa takut dan kecemasan yang berlebihan serta perasaan ingin mati. Ada laporan bahwa wanita yang hamil mengalami peningkatan gejala panik  selama  kehamilan.  Gejala  yang  dialami  selama serangan  panik  :  nafas  pendek,  rasa  tercekik,  jantung berdebar-debar,  telinga  mendengung,  mata  kabur  /berkunang,  perasaan  gatal,  takut  mati  dan kehilangan kontol.
c.      Gangguan obsesif kompulsif
Gangguan  ini  ditandai  oleh  dorongan  dan obsesi  berulang  yang  cukup  berat  dan  menyebabkan tekanan  emosi  yang  nyata.  Obsesi  adalah  ide  yang menetap,  pikiran  atau  impuls  yang  tidak  masuk  akal, misalnya keinginan.  Tingkah  laku  kompulsif  dan  pikiran  obsesif menyebabkan  tekanan  mental  yang  nyata  pada  wanita hamil.
d.     Penanganan Dari Gangguan Kecemasan Pada Ibu Hamil
 Di bawah ini ada beberapa penanganan kecemasan pada ibu hamil :
 1). Psikoterapi  membantu  wanita  hamil  yang mengalami kecemasan untuk mengatasi ketakutan dan kecemasan  yang  berhubungan  dengan kehamilannya. Dengan  mendiskusikan  pikiran  dan  perasaan  yang mengganggu  menyebabkan dapat lepas dari tekanan.Pengurangan gejala kecemasan membuat wanita tersebut dapat berfungsi efektif dalam hubungan pribadi dan keluarga dengan sendirinya kecemasan itu akan hilang.
2).  Bila  kecemasan berlebihan  dan  mengganggu  dapat  diberikan  obat  anti cemas golongan benzodiazepin dan non benzodiazepine.        
        
2. Gangguan Afektif pada Kehamilan
Gejala  utamanya  adalah  gangguan  mood disertai dengan sindrom manik atau depresi yang bukan disebabkan  oleh  gangguan  mental  atau  penyakit  fisik. Pada gangguan ini terbagi 2 macam depresi yaitu :

a)      Depresi mayor
Ditandai  oleh  mood  yang  disforik,  tidak  peduli pada lingkungan, kenaikan atau penurunan berat badan, insomnia  atau  hipersomnia,  kelelahan,  perasaan  tidak berharga  dan  pada  kasus  yang  berat  ada  ide  yang menetap  untuk  bunuh  diri.

b)      Gangguan bipolar
Gangguan   bipolar   atau   gangguan   manic ditandai  oleh  periode  euforia,  atau  iritabel  yang jelas, hiperaktifitas, insomnia, banyak bicara, tidak bisa  memusatkan  perhatian  dan  harga  diri  yang berlebihan.  Baik  gangguan  depresi  maupun episode  manik  bisa  disertai  gambaran  psikotik, misalnya  :  halusinasi  auditorik  maupun  ide-ide delusi, 15 – 25% diantara wanita pernah mengalami depresi  selama  hidupnya.
Gejala  gangguan  depresi  yang  lain  adalah  :wajah  murung,  cengeng,  gelisah  dan  iritabilitas meningkat,  sulit  konsentrasi,  ragu-ragu,  sering lupa,  timbul  ide  kematian  dan  bunuh  diri  biasa ditemukan  pada  depresi  mayor.  Gejala  umum mania  adalah  :  ketidakstabilan  mood  dengan adanya peralihan mood yang cepat dari kemarahan dan depresi. Cara bicara mania sangat cepat, keras dan  sulit  dipotong.

c)      Penanganan
Perencanaan  kehamilan  sangat  penting  pada wanita  yang  di diagnosis  depresi, sebaiknya  kehamilannya  perlu  di rencanakan  atau di konsultasikan  dengan  ahli  kebidanan  dan kandungan,  dan  psikiater  tentang  masalah  resiko dan  keuntungan  setiap  pemakaian  obat-obat psikofarmakologi. Rawat inap sebaiknya dipikirkan sebagai pilihan pengobatan  psikofarmakologis  pada  trimester  I untuk  kasus  kehamilan  yang  tidak  direncanakan, dimana  pengobatan  harus  dihentikan  segera  dan apabila  terdapat  riwayat  gangguan  afektif  rekuren.
Penggunaan  antidepresan  trisiklik  sebaiknya hanya  pada  pasien  hamil  yang  mengalami  depresi berat  yang  mengeluhkan  gejala  vegetatif  dari depresi,  seperti  :  menangis,  insomnia,  gangguan nafsu    makan  dan  ada  ide-ide  bunuh  diri. Psikoterapi  harus  digunakan  bila  ada  konflik intrapsikis  yang  berhubungan  dengan  kehamilan.Terapi  perilaku  kognitif sangat  menolong  pasien depresi  dan dapat digunakan bersama antidepresan. 
Terapi elektrokompulsif (ECT) digunakan  pada  pasien  depresi  psikotik  untuk mendapatkan  respon  yang  lebih  cepat,  bila kehidupan  ibu  dan  anak  terancam.  Belum  ada hubungan yang jelas antara penggunaan nortriptilin, desipramin  atau  golongan  Selective  Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) adalah antidepresan pilihan untuk wanita hamil,  mencakup  fluoksetin dan  sertralin,  tidak  menyebabkan  hipotensi ortostatik,  konstipasi  atau  sedasi.

3.   Gangguan Kepribadian
Gangguan   kepribadian   adalah   hasil   dari penggunaan  mekanisme  pertahanan  yang  tidak cukup, stereotipi dan mal adaptasi yang kronis. The Diagnostic  and  Statistical  Manual  membagi  3  jenis gangguan  kepribadian :
a.      Paranoid,  skizoid  dangangguan  kepribadian  skizotipal  khas  diketahui dari keganjilan atau keeksentrikannya;
b.     Histerik, narkistik,  antisosial dan gangguan borderline ciri khasnya timbul secara dramatis;
c.       Menghindar,tergantung,  kompulsif  dan  kepribadian  pasif-agresif ditandai  dengan  ketakutan  dan  kecemasan.  Faktor genetik dan lingkungan penting dalam timbulnya penyakit ini, dimana prevalensinya mungkin setinggi 20% individu yang  menderita  mengenali  masalahnya  dan  berobat.

4.   Psikosa
Psikosa adalah tingkah laku secara keseluruhan dalam kepribadiannya berpengaruh tidak ada kontak dengan realitas.suatu gangguan jiwa dengan khilangan rasa kenyataaan(sense of reality). Keadaan ini dapat digambarkan bahwa psikosa adalah gangguan jiwa yang serius, timbul karena penyebab organic ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan kemampuan berfikir, bereaksi secara emosional, mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan, sedemikian rupa sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari hari sangat terganggu.
Psikosa ditandai oleh perilaku regresif, hidup perasaan tidak sesuai, berkurangnya pengawasan terhadap impuls impuls serta waham dari halusinasi. Pada umunya gejala psikosa tidak mampum melakukan partisipasi sosial,sering ada gangguan bicara, kehilngan orientasi terhadap lingkungan, aspek sosialnya membahayakan orang lain, diri sendiri,dan perlu perawatan rumah sakit. Jenis jenis psikosa yaitu skizophrenia, dan paranoid. Paranoid dilain pihak adalah jenis yang sudah lebih lanjut ditandai dengan halusinasi sama dengan persepsi palsu dan kecurigaan yang sangat kuat, pola berfikir makin kacau dan tingkah laku makin tidak normal.psikosa umumnya terbagi dalam dua golongan besar yaitu:
a)     Psikosa fungsional,factor penyebabnya adalah terletak pada aspek kejiwaan, disebabkan kaarena sesuatu yang berhubungan dengan bakat keturunan.
b)     Psikosa organic,disebakan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh.

a.      Tanda tanda psikosa:
·      Halusinasi
·      Sejumlah kelainan peilaku,sepeti aktivitas yang meningkat ,gelisah, dan retardasi psikomotor.

b.     Gejala psikosis adalah:
·      Abnormal menampilkan emosi
·      Kebingungan
·      Depresi dan kadang kadang pikiran bunuh diri
·      Kacau berpikir dan berbicara
·      Kegembiraan
·      Keyakinan palsu
·      Salah persepsi
·      Melihat,mendengar,merasakan,atau memahami hal hal yang tidak ada
·      Berdasarkan ketakutan/kecurigaan

c.        Penyebab psikosa:
·       Internal (perubahan tubuh dan hormonal ibu hamil)
·      Ekstenal (kehamilan yang tidak diinginkan,kehamilan beresiko,dan jark kehamilan yang terlalu dekat riwayat keguguran)

d.    Pencegahan psikosa
·      Informasikan kepada pasien tentang penyakit yang dialaminya
·      Pemenuhan nutrisi
·       Aktivitas yang dilakukan
·      Latihan pernafasan
·       Senam hamil  

e.    Penatalaksanaan psikosa
Pengobatan tergantung pada penyebab psikosis. Perawatan dirumah sakit sering kali diperlukan untuk menjamin keselamatan pasien.
·      Konsultasikan dengan dokter, psikiater, psikolog, dan dengan tenaga kesehatan lainnya.
·       Sejak pemeriksaan kehamilan pertama kali dengan tenaga medis haus dengan kesabaran meyakinkan calon ibu bahwa peristiwa kehamilan dan persalinan merupakan hal yang normal dan wajar.
·      Ajarkan dan berikan latihan- latihan untuk dapat menguasai otot-otot istirahat dan pernafasan
·      Hindari kata-kata dan komentar yang memojokkan dan dapat mematahkan semangat si ibu.

Yuk, Belajar Mengidentifikasi Tingkat Stress Kita


Stress merupakan stimulus atau bisa juga dikatakan sebagai situasi yang menimbulkan apa yang disebut dengan distress yang kemudian menimbulkan tuntutan fisik juga psikis dalam diri seseorang. Stress merupakan reaksi akibat adanya tekanan mental atau beban kehidupan yang tidak mampu lagi diolah dan berujung pada kesehatan dan fungsi organ-organ tubuh. Stress melibatkan unsur psikis dan fisik sekaligus. Meski melibatkan fisik, tetapi sangat sulit untuk mengidentifikasi gejala stress sebab gangguan stress pada umunya timbul secara lamban, tidak jelas kapan mulainya dan seringkali tidak disadari baik itu yang mengalami ataupun orang yang berinteraksi dengan penderita stress. Meski demikian, berdasarkan pengalaman para psikiatri, terdapat beberapa tingkat stress yang dibagi berdasarkan gejala yang muncul.

Tingkat Stress
Setiap tahapan stress memperlihatkan sejumlah gejala-gejala yang dirasakan oleh orang yang mengalami stress. Dengan memahami tahapan ini, kita bisa mengetahui tingkatan stress yang dialami seseorang dan akan mempermudah sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter. Petunjuk-petunjuk tahapan stress tersebut dikemukakan oleh Dr. Robert J. Van Amberg yang merupakan seorang psikiater. 

  • Stres tingkat I. Tahapan ini merupakan tingkat stress yang paling ringan, dan biasanya disertai denganperasaan-perasaan seperti semangat yang cenderung besar, penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya, energi dan gugup yang berlebihan,dan  kemampuan menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya. Gejala yang ada pada Tahapan Stress I ini biasanya menyenangkan dan nyaris selalu dianggap positif. Padahal sebenarnya tanpa disadari bahwa cadangan energi sedang menipis.
  • Stress tingkat II. Gejala dalam tahapan ini mulai berbeda dengan tahapan stress I. Gejala yang dominan adalah keluhan-keluhan yang dikarenakan cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari. Keluhan-keluhan yang dirasakan antara lain merasa letih sewaktu bangun pagi, merasa lelah sesudah makan siang, merasa lelah menjelang soare hari, kadang gangguan dalam system pencernaan (gangguan usus, perut kembung), kadang-kadang pula jantung berdebar-debar, perasaan tegang pada otot-otot punggung dan tengkuk (belakang leher), perasaan tidak bisa santai. 
  • Stress tingkat II. Tahapan ini disertai dengan gejala seperti gangguan usus lebih terasa (sakit perut, mulas, sering ingin ke belakang), otot-otot terasa lebih tegang, perasaan tegang yang semakin meningkat, gangguan tidur (sukar tidur, sering terbangun malam dan sukar tidur kembali, ataubangun terlalu pagi), badan susah untuk tegak, rasa-rasa mau pingsan (tidak sampai jatuh pingsan). Pada tahapan ini penderita sudah harus berkonsultasi pada dokter, kecuali kalau beban stress atau tuntutan-tuntutan dikurangi, dan tubuh mendapat kesempatan untuk beristirahat atau relaksasi, guna memulihkan suplai energi.
  • Stress tingkat IV. Tahapan ini sudah menunjukkan keadaan yang lebih buruk yang ditandai dengan ciri-ciri antara lain untuk bisa bertahan sepanjang hari terasa sangat sulit, kegiatan-kegiatan yang semula menyenangkan kini terasa sulit, kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi, pergaulan social dan kegiatan-kegiatan rutin lainnya terasa bera, tidur semakin sukar, mimpi-mimpi menegangkan dan seringkali terbangun dini hari, perasaan negativisik, kemampuan berkonsentrasi menurun tajam, perasaan takut yang tidak dapat dijelaskan, tidak mengerti mengapa.
  • Stress tingkat V. Tahapan ini merupakan keadaan yang lebih mendalam dari tahapan IV diatas, yaitu keletihan yang mendalam (physical and psychological exhaustion), untuk pekerjaan-pekerjaan yang sederhana saja terasa kurang mampu, gangguan system pencernaan (sakit maag dan usus) lebih sering, sukar buang airbesar atau sebaliknya feses cair dan sering ke belakang, perasaan takut yang semakin menjadi, mirip panic.
  • Stress Tingkat VI. Tahapan ini merupakan tahapan puncak yang merupakan keadaan gawat darurat. Gejala-gejala pada tahapan ini cukup mengerikan seperti debar jantung terasa amat keras, hal ini disebabkan zat adrenalin yang dikeluarkan cukup tinggi dalam peredaran darah. Gejala lain adalah nafas sesak, badan gemetar, tubuh dingin, keringat bercucuran, tenaga untuk hal-hal yang ringan sekalipun tidak kuasa lagi, mudah pingsan atau collaps. Jika dicermati, tingkatan stress VI ini telah menunjukkan manifestasi di bidang fisik juga psikis. Di bidang fisik sering berupa kelelahan, sedangkan di bidang psikis berupa kecemasan dan depresi.
Penting untuk memahami tingkat stress untuk kemudian mencermati gejalanya. Sangat banyak penderita stress yang tidak mengetahui bahwa dirinya terjangkiti. Dengan memahami gejala, penanganan dini bisa dilakukan.

Terapi Pijat Untuk Mengatasi Berbagai Gangguan Cemas, Depresi dan Stress


Depresi = refleksiologi

Refleksiologi merupakan salah satu pengobatan China, memakai titik tekanan tubuh tertentu di kaki yang dapat melancarkan sirkulasi darah. Menstimulasikan refleks dalam kaki kita akan mengembalikan aliran energi dan keseimbangan dalam tubuh. Banyak studi yang menunjukkan, refleksi mengurangi tingkat depresi.


Stress = deep tissue massage

Pijatan ini akan membantu untuk menurunkan tekanan darah dan denyut nadi, tanda tubuh Anda benar-benar mengalami relaksasi sesuai dengan studi dari Lousiana State University Health Sciences Center.Untuk mengurangi ketegangan otot, katakan pada terapis Anda untuk berfokus pada area di mana otot yang benar-benar tegang.

Cemas = hot stone

Jenis pijatan ini dapat meringankan otot, aliran darah, dan menetralkan sistem yang cemas. Terapis akan menaruh batu di poin yang merupakan sumber energi dari tubuh seperti tulang belakang, kaki, ataupun perut. Mereka akan menggunakan batu dari danau yang rata, lembut, dan tahan panas.