Tuesday, August 26, 2014

Kekerasan di Masa Kecil Salah Satu Faktor Risiko Bipolar Anak Saat Dewasa

Kekerasan yang didapatkan anak memang berpengaruh pada kondisi kejiwaannya. Tak hanya trauma atau jadi anak yang minder, kekerasan di masa kecil juga menjadi faktor risiko gangguan bipolar.

Seperti penuturan DR dr Nurmiati Amir, SpKJ, seseorang yang mendapat kekerasan fisik, mental, atau seksual, neurokimia pada otaknya bisa berubah sehingga kondisi neurokimia yang dimiliki tidak sama dengan orang yang kondisinya lebih nyaman.

"Orang seperti ini terbiasa belajar tidak berdaya. Sehingga suatu hari secara kejiwaan dirinya merasa tidak berharga atau tidak berguna. Setelah dewasa banyak bertemu berbagai masalah muncul dinamika periode manik dan depresi," terang dr Nurmiati.

"Manik sebenarnya bisa jadi bentuk pertahanan dari penderitaan yang ia rasakan yang dikompensasi menjadi perasaan bahagian luar biasa," lanjut dr Nurmiati ditemui di kantor IDI, Jl. Samratulangi, Menteng, Jakarta, seperti ditulis pada Kamis (14/8/2014).

Meski begitu, dr Nurmiati menekankan tidak serta merta orang tua bipolar lantas memiliki anak bipolar. Bisa saja orang tua tidak bipolar tetapi saat ibu hamil di trimester pertama dan kedua mengalami kekurangan oksigen. Kondisi ini bisa menyebabkan keracunan kehamilan akibat nutrisi yang buruk sehingga ada kerusakan pada otak.

"Genetik juga memengaruhi. Orang tua ada riwayat mengalami gangguan mood, anak bisa saja mengalaminya juga, tapi tidak pasti. Penyebab pasti bipolar sampai saat ini belum ada. Makin tinggi faktor risiko, makin besar kemungkinan seseorang mengalami bipolar," lanjut dr Nurmiati.

Ia mengatakan, pada pria bipolar, episode pertama dimulai dengan episode manik sehingga diagnosis bisa lebih cepat ditegakkan. Beda dengan wanita yang mengalami episode depresi pertama kali.

Dikatakan dr Nurmiati, kemungkinan besar hal ini terjadi karena faktor hormonal sehingga pada wanita lebih banyak yang 'jatuh' ke masa depresi sehingga sering didagnosis mengalami depresi mayor.

"Kalau dia dikasih obat untuk depresi unipolar padahal dia bipiolar, bisa terjadi manik atau dengan kata lain obat depresi unipolar itu menginduksi timbulnya manik dan saat manik timbul, baru diagnosis bipolar ditegakkan," jelas dr Nurmiati.


Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
(rdn/up)

No comments:

Post a Comment