Wednesday, June 5, 2013

Bom Waktu Itu Bernama: Dendam


Hati yang dipenuhi perasaan negatif seperti amarah dan sakit hati akan memunculkan efek toksik (racun) di dalam tubuh. Akibatnya, terjadilah berbagai gangguan terhadap seluruh fungsi tubuh yang ujung-ujungnya membangkitkan berbagai penyakit serta penuaan dini.

Tentu, bukan berarti kita tak berhak merasa marah atau sakit hati. Ketiganya adalah perasaan yang mucul secara alami pada setiap manusia. Saat ego kita tersentuh atau perasaan kita disakiti, kita biasanya merasa marah atau sakit hati. Namun menurut Winarini, psikolog klinis dari Universitas Indonesia, yang perlu diwaspadai adalah jika perasaan marah dan sakit hati disimpan menjadi dendam.

Sebabkan Kanker dan Penyakit Jantung

Dendam adalah luapan kemarahan yang tak terselesaikan, sehingga sulit memaafkan dan melupakannya. Akibatnya, timbul kebencian yang mengakibatkan rasa sakit hati, duka cita, serta kekacauan emosi.
Rasa dendam dapat timbul oleh banyak sebab, contohnya: mendapatkan perlakuan negatif dari orang lain secara pasif (tak pernah mau mengungkapkan/berbagi perasaan negatif akibat perlakuan itu); melihat keberhasilan orang yang tak bekerja sekeras yang dilakukan orang lain; dipermalukan oleh orang yang berniat meremehkan; selalu ditolak, tidak diakui, tidak diterima dan diabaikan oleh orang lain; menjadi sasaran diskriminasi atau prasangka buruk; mengharapkan suatu hubungan yang berlangsung terus, tetapi orang lain secara gamblang mengakhirinya; serta tak pernah memperoleh kesempatan untuk menebus kesalahan.

Menyimpan dendam ibarat menyimpan bom waktu. Amat berpotensi bahaya dan kerugian. Tak sedikit, misalnya, kita mendengar aksi balas dendam yang berujung urusan dengan pihak berwajib atau menimbulkan permusuhan berkepanjangan. Dari sudut pandang kesehatan, dendam juga berbahaya. "Dendam yang disimpan di dalam hati dapat menjadi bibit dari segala penyakit," ujar psikolog berpenampilan apik yang kerap muncul di layar kaca ini. Dendam, lanjutnya, dapat memicu stres dan depresi pada seseorang. Sedangkan stres dan depresi adalah pemicu berbagai penyakit patologis mulai dari diare, maag, hingga kanker.

Sebuah penelitian menyebutkan, tingkat hipertensi (tekanan darah tinggi) pada orang yang menderita stres, depresi karena dendam sangatlah tinggi. Selain itu, terjadi juga peningkatan adrenalin secara tak teratur sehingga bisa membahayakan jantung. Penemuan lain yang menarik menunjukkan, orang yang menyimpan dendam sulit sekali tertawa. Padahal, saat seseorang tersenyum, 40 urat dan sarafnya akan berfungsi secara optimal sehingga memperelok wajah dan tubuhnya. Sebaliknya bila selalu merasa sedih atau menyimpan dendam, sekitar 17 urat saraf akan terganggu dan menimbulkan penuaan dini.

Selain gangguan fisik, dendam juga akan mengganggu emosi dan kepribadian seseorang. "Karenanya, seringkali orang yang menyimpan dendam tak bisa berpikir tenang, sulit berpikir jernih, dan tak bisa bersikap rasional," ungkap Winarini.

Ayo Meredam Dendam!

Menurut Winarini, 'maaf' adalah obat paling mujarab untuk menetralisasi dendam. Memang, memaafkan acap tidak mudah, sehingga mungkin diperlukan kiat-kiat tersendiri untuk membuang atau membersihkan dendam dari dalam hati. Beberapa yang dapat kita lakukan antara lain:
  1. Meniatkan pada diri sendiri untuk membuang 'dendam tersembunyi' di belakang sikap permusuhan, sinis, dan kasar yang kita lakukan selama ini.

  2. Membuat daftar orang-orang yang membuat kita dendam, dan mencoba memafkan mereka satu per satu.

  3. Menulis sepucuk surat untuk mengungkapkan segala perasaan dendam kepada seseorang, tapi jangan sekali-kali mengirimkannya.

  4. Mengidentifikasi hal-hal yang membangkitkan 'dendam lama' di dalam diri dan berusaha menghindarinya.

  5. Membagi rasa dendam dengan orang yang tepat, yaitu orang yang bisa menenangkan dan bukan mengobarkan dendam.

  6. Mengembangkan pernyatan pribadi dan pandangan positif untuk mengatasi segala pikiran negatif.

  7. Yakin bahwa diri kita akan menjadi seorang pemenang, bukan pecundang.
Mengapa Sulit Memaafkan?

Kata maaf sebenarnya tak mahal harganya, tapi sering kali cukup sulit diberikan. Terlebih pada orang yang pernah menyakiti kita. Di bawah ini ada beberapa alasan mengapa orang sulit memaafkan. Namun menurut psikolog Winarini, setiap orang membutuhkan waktu yang bervariasi untuk menghilangkan berbagai alasan tersebut dari dalam dirinya. Dan hal itu biasanya sangat tergantung tingkat kecerdasan emosi (emotional quotient) seseorang serta dukungan lingkungan.

Ego Pribadi
Bila seseorang merasa disakiti oleh orang yang berada jauh di bawahnya, baik dari segi usia, strata ekonomi atau tingkat sosial lainnya, kemungkinan untuk memaafkan akan lebih sulit, meskipun orang yang menyakiti sudah meminta maaf.

Perasaan Takut
Memaafkan bisa jadi mudah, tapi tak jarang orang merasa takut kalau-kalau memaafkan justru akan menunjukkan kelemahan diri. Banyak orang yang takut bahwa tindakannya memaafkan justru akan menimbulkan keberanian orang yang menyakitinya untuk melakukan hal-hal buruk yang lain kepadanya.

Perasaan Ragu
Sering orang ragu-ragu, apakah masalah bisa diselesaikan dengan maaf? Di sinilah perlunya menyampaikan maaf tanpa pamrih. Sebab ungkapan maaf yang tulus adalah obat bagi diri kita sendiri, bukan untuk orang lain. Disarankan, saat memaafkan orang lain kita tak usah berharap orang akan berperilaku lebih baik pada kita. Mila/Desi

Sumber: Majalah Nirmala

2 comments:

  1. inilah cara paling ampuh berikutnya:mugentsukoyumi! membuat dunia ilusi yang hanya ada hal yang baik baik saja!

    ReplyDelete
  2. inilah cara paling ampuh berikutnya:mugentsukoyumi! membuat dunia ilusi yang hanya ada hal yang baik baik saja!

    ReplyDelete