Friday, December 13, 2013

Pengaruh Musik Terhadap Kesehatan, Jiwa, Fungsi dan Kerja Otak Manusia

Musik merupakan seni yang melukiskan pemikiran dan perasaan manusia lewat keindahan suara. Sebagaimana manusia menggunakan kata-kata untuk mentransfer suatu konsep, ia juga menggunakan komposisi suara untuk mengungkapkan perasaan batinnya. Seperti halnya ragam seni lain, musik merupakan refleksi perasaan suatu individu atau masyarakat. Musik merupakan hasil dari cipta dan rasa manusia atas kehidupan dan dunianya.

Di masa lalu, musik juga memiliki peran yang sangat penting di mata masyarakat primitif. Mereka percaya, musik bisa mencegah datangnya bencana atau kejadian buruk lain. Sejarah penggunaan musik sebagai media penenang psikologi manusia telah dirintis sejak masa filosof Yunani kuno, Plato dan Aristoteles. Di Iran dan dipelbagai literatur kuno soal musik, pengaruh musik terhadap jiwa manusia telah dibahas secara khusus. Selama berabad-abad yang lalum, bangsa Iran memanfaatkan terapi musik sebagai metode penyembuhan dan menjadikannya sebagai faktor yang bisa menjaga kesehatan jiwa. Masalah itu bisa kita temukan dalam buku Behjatul Arwah karya Safiyuddin Armavi.

Bukti lainnya yang menunjukkan perhatian para musikus pada pengaruh musik terhadap jiwa manusia bisa kita lihat dalam tabel yang biasa digunakan dalam musik tradisional Iran. Dalam tabel itu, setiap jenis suara dan nada dipetakan dalam pelbagai klasifikasi. Sebagai misal, tabel itu menjelaskan jenis alat musik seperti apa yang sesuai dengan kondisi ketika matahari terbit. Begitu juga ketika siang hari, jenis musik apa yang cocok untuk disimak. Menurut tabel itu, alat musik nava, sejenis alat musik petik khas Persia, merupakan perangkat musik yang bagus digunakan ketika petang. Berikut ini Anda bisa simak bunyi alat musik nava. Musik merupakan ragam seni yang berpengaruh terhadap audiennya tanpa perantara konsep ataupun intepretasi.

Lewat efeknya yang ajaib, musik dapat membebaskan rasa manusia dari jeratan tekanan batin, rasa kesepian, panik, dan berbagai gangguan mental lainnya. Karena itu, kini di berbagai negara marak didirikan berbagai pusat-pusat penelitian maupun praktek terapi musik. Musik, sesuai dengan susunan interval dan ritmenya memiliki refleksi khusus yang bisa merangsang sel-sel saraf sehingga perasaan manusia bisa diperlemah, diperkuat ataupun dialihkan. Pengaruh itu bahkan telah dibuktikan secara ilmiah di sepanjang fase kehidupan manusia, mulai dari masa di embrio hingga masa senja. Bahkan bisa berpengaruh juga pada jenis mahluk hidup lainnya seperti tumbuhan.
Tidak hanya itu saja, musik terbukti berpengaruh pada sistem saraf sensorik-motorik, sistem saraf sadar, dan sel saraf lain. Hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Aplikasi Musik di Iran mengenai fungsi terapan musik terhadap kesehatan fisik dan mental manusia menunjukkan bahwa terapi musik bisa menjadi metode penyembuhan baru pada gangguan mental di kalangan anak-anak cacat mental. Penelitian itu membuktikan, terapi musik bisa meningkatkan rasa percaya diri dan mengontrol tindakan hyperaktif di kalangan anak-anak cacat mental serta bisa menciptakan perubahan mental dan perilaku yang signifikan.

Dr. Ali Zadeh Muhammadi, seorang psikolog klinis yang sudah hampir 20 tahun melakukan penelitian dan praktek terapi musik. Menurutnya, selain jenis musik, alat musik juga punya peranan penting. Untuk langkah awal, sebaiknya menggunakan jenis alat musik ritmik seperti jenis instrument musik pukul. Dr Ali Zadeh berpendapat, anak-anak cacat mental tidak bisa diajari dengan alat-alat musik yang rumit semacam gitar. Tapi mesti dengan instrumen yang sederhana dan mudah dimainkan serta cepat menjalin hubungan. Ditambahkannya, musik di kalangan orang-orang tuna netra memiliki pengaruh yang sangat ajaib, khususnya terhadap daya pendengaran mereka, sehingga banyak berpengaruh positif terhadap kualitas hidupnnya. Seruling merupakan instrumen penting dalam terapi musik.

Biasanya, para terapis membagi tema musik ke dalam lima jenis, yaitu musik bertema trance, melow, semangat, ceria, dan relaksasi. Musik bertema trance adalah jenis musik yang mengandung ungkapan rasa ceria yang luar biasa. Jenis musik semacam itu cocok untuk menyembuhkan orang yang mengalami tekanan mental atau stress. Musik yang berirama melow dan melankolis merupakan jenis musik yang menyayat perasaan. Musik semacam itu bisa menurunkan asupan sejumlah komposisi kimia dalam otak. Musik bertema melankolis dalam kondisi normal bisa mengurangi rasa sakit dan nyeri. Sementara jika didengar di saat sedih, bisa mempermudah bagi seseorang untuk menahan rasa duka. Namun, penggunaan musik bertema seperti itu secara berlebihan bisa menurunkan semangat dan kebencian. Musik bertema semangat merupakan jenis musik yang bisa membangkitkan reaksi kuat dan cepat yang disertai dengan tanggapan fisiologis.

 Para komposer musik menggunakan tema semacam itu untuk meningkatkan gerakan badan. Jenis musik ini sangat diminati kalangan muda. Jika dimanfaatkan secara tepat, jenis musik ini bisa berdampak positif dan meningkatkan semangat. Jenis keempat adalah musik yang bernada ceria dengan sentuhan irama yang menenangkan. Musik seperti ini bisa meningkatkan gairah hidup dan memunculkan perasaan positif, sehingga bisa meningkatkan daya kerja. Jenis musik ini juga sangat bermanfaat untuk membangkitkan semangat dan keceriaan di kalangan anak-anak ataupun remaja. Jenis yang terakhir adalah musik relaksasi. Musik ini bernuansa lembut, monoton, dan datar. Kelembutan musiknya itu bisa menenangkan perasaan dan emosi manusia. Musik jenis ini dimanfaatkan untuk meningkatkan konsentrasi dan menyeimbangkan emosi. Sejatinya ada banyak cara untuk menciptakan ketenangan batin. Sebagian orang berusaha memperolehnya dengan mendengarkan musik, ada yang dengan membaca buku, melakukan wisata alam, atau bahkan hanya sekedar makan dan tidur.

Yang jelas, sains telah membuktikan bahwa beberapa jenis musik bisa membantu jiwa manusia menjadi lebih tenang dan seimbang. Beberapa jenis musik juga bahkan bisa menghapus rasa tertekan dan stress. Adanya pengaruh positif musik terhadap fisik dan psikologis manusia itu, menjadikan musik dimanfaatkan sebagai media penyembuhan. Tentu saja penggunaan musik harus digunakan secara proporsional. Tidak semua jenis musik bisa didenger dalam segala kondisi bahkan terkadang kita justru memerlukan keheningan untuk menenangkan perasaan. Bahkan suara nyanyian burung, gemercik aliran sungai, tetesan air hujan dan gemuruh ombak bisa menjadi musik terindah untuk menenangkan perasaan jiwa. Sejatinya musik tidak hanya terbatas dari suara yang dihasilkan dari instrumen atau suara manusia semata, tapi suara alam juga bisa menjadi sumber musik yang sangat menawan. Karena itu, jangan pernah melupakan suara nyanyian alam dan dengarlah keindahan musikalnya yang begitu natural.

 Keterkaitan Antara Musik dan Manusia
 
            Tanpa ada bentuk aktivitas manusia, tidak mungkin ada bunyi musikal atau karya musik yang tercipta. Manusia sendiri adalah sumber musik. Musik disini tidak hanya bunyi-bunyi dari alat-alat musik yang dipadukan. Musik disini berasal dari bunyi detak jantung dan nafas, yang tentunya bila dipadukan dengan baik akan menjadi nada yang indah. seluruh individu diberikan anugerah berupa potensi berbahasa musikal. Setiap diri kita sejak lahir diberi kesempatan untuk berbahasa secara musikal. Itulah sebabnya bayi manapun bisa diajak menari, menyanyi serta mencoba mengikuti ritme atau ketukan. Musik juga mempunyai pengaruh yang besar bagi pikiran dan tubuh kita. Contohnya, ketika Anda mendengarkan suatu alunan musik (meskipun tanpa lagu), seketika Anda bisa merasakan efek dari musik tersebut. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony. Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh. Sehingga ada musik yang membuat Anda gembira, sedih, terharu, terasa sunyi, semangat, mengingatkan masa lalu dan lain-lain. Tidak jarang lagi pengetahuan mengenai musik yang memengaruhi jiwa maupun kelakukan pendengar. Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan “head banger”, suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah.­­ Satu lagi peranan musik yang tidak bisa dipungkiri berpengaruh langsung pada otak kita. Pasti, ketika mendengar lagu-lagu yang pernah kita kenal, otak akan memutar semua memori yang ada.
 
Mekanisme Musik Dalam Mempengaruhi Manusia.
            Anda harus memahami bahwa pola gelombang otak manusia untuk menentukan aktivitas tubuh seseorang dan pikiran. Oleh karena itu, yang sebelumnya diketahui bahwa musik berpengaruh lebih besar pada otak kanan, ternyata juga memengaruhi otak kiri akibat pancaran yang dilakukan oleh Corpus Callosum dengan menyebarkan informasi dari kanan ke kiri dan sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa musik memengaruhi kedua belah otak.
             Akustik, suara, vibrasi, dan fenomena motorik sudah ditemukan sejak ovum dibuahi oleh sperma untuk membentuk manusia baru. Pada saat itu terdapat berbagai proses yang melingkupi telur dalam kandungan, berproduksi dengan gerakan dinamis, mempunyai vibrasi, dan memiliki suara tersendiri. Misalnya, bunyi yang dihasilkan oleh dinding rahim, denyut jantung, aliran darah, bisikan suara ibu, suara dan desah napas, mekanisme gerakan dan gesekan tubuh bagian dalam, gerakan otot, proses kimiawi dan enzim, serta banyak lainnya. Semua ini dapat dikelompokkan sebagai sebuah kesempurnaan suara.
            Semua jenis bunyi atau bila bunyi tersebut dalam suatu rangkaian teratur yang kita kenal dengan musik, akan masuk melalui telinga, kemudian menggetarkan gendang telinga, mengguncang cairan di telinga dalam serta menggetarkan sel-sel berambut di dalam Koklea untuk selanjutnya melalui saraf Koklearis menuju ke otak. Ada 3 buah jaras Retikuler atau Reticular Activating System yang diketahui sampai saat ini. Pertama: jarak retikuler-talamus. Musik akan diterima langsung oleh Talamus, yaitu suatu bagian otak yang mengatur emosi, sensasi, dan perasaan, tanpa terlebih dahulu dicerna oleh bagian otak yang berpikir mengenai baik-buruk maupun intelegensia. Kedua: melalui Hipotalamus mempengaruhi struktur basal “forebrain” termasuk sistem limbik, Hipotalamus merupakan pusat saraf otonom yang mengatur fungsi pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, pergerakan otot usus, fungsi endokrin, memori, dan lain-lain, dan ketiga: melalui axon neuron secara difus mempersarafi neokorteks. Seorang peneliti Ira Altschuler mengatakan “Sekali suatu stimulus mencapai Talamus, maka secara otomatis pusat otak telah diinvasi.”
            Gilman dan Newman (1996) mengemukakan bahwa Planum Temporale adalah bagian otak yang banyak berperan dalam proses verbal dan pendengaran, sedangkan Corpus Callosum berfungsi sebagai pengirim pesan berita dari otak kiri kesebelah kanan dan sebaliknya. Seperti kita ketahui otak manusia memiliki dua bagian besar, yaitu otak kiri dan otak kanan. Walaupun banyak peneliti mengatakan bahwa kemampuan musikal seseorang berpusat pada belahan otak kanan, namun pada proses perkembangannya proporsi kemampuan yang tadinya terhimpun hanya pada otak kanan akan menyebar melalui Corpus Callosum kebelahan otak kiri. Akibatnya, kemampuan tersebut berpengaruh pada perkembangan linguistik seseorang. Dr. Lawrence Parsons dari Universitas Texas San Antonio menemukan data bahwa harmoni, melodi dan ritme memiliki perbedaan pola aktivitas pada otak. Melodi menghasilkan gelombang otak yang sama pada otak kiri maupun kanan, sedangkan harmoni dan ritme lebih terfokus pada belahan otak kiri saja. Namun secara keseluruhan, musik melibatkan hampir seluruh bagian otak.
            Sebuah survey pada suatu seminar menunjukkan bahwa pendengarnya mengatakan bahwa mereka tidak mendengarkan syair dari sebuah lagu. Namun pada waktu lagu tersebut diperdengarkan, separuh dari mereka dapat melagukannya tanpa mereka sadari. Hal ini menunjukkan adanya memori dalam otak yang mampu merekam apa saja yang masuk melalui pendengarannya bersama musik, tanpa mampu dicerna oleh akal sehat. Kesimpulannya tidak ada lagu/musik yang mampu dicegah masuknya ke dalam otak kita, walaupun kita berkata “saya tidak mendengarkan syairnya”.
 

No comments:

Post a Comment