Tuesday, April 16, 2013

Pengaruh Kadar Serotonin pada Mood & Kesehatan



Serotonin merupakan monoamine neurotransmitter. Secara biokimia serotonin merupakan derivat dari tryptophan.
Serotonin banyak ditemukan di saluran gastrointestinal (GI), trombosit, dan dalam sistem saraf pusat.
Serotonin dikenal sebagai kontributor untuk perasaan sejahtera (bahagia), sehingga dikenal juga sebagai “hormon kebahagiaan” meskipun serotonin bukanlah hormon.
Sekitar 80 persen dari total serotonin dalam tubuh manusia terdapat pada sel enterochromaffin di usus yang digunakan untuk mengatur gerakan usus.
Sisa yang 20 persen disintesis dalam neuron serotonergik dalam sistem saraf pusat dimana serotonin memiliki banyak fungsi. Fungsi tersebut daintaranya mengatur mood, nafsu makan, tidur, serta kontraksi otot.
Serotonin juga memiliki beberapa fungsi kognitif, termasuk dalam memori (daya ingat) dan belajar.
Serotonin disekresikan dari sel enterochromaffin yang kemudian menuju ke darah. Secara aktif serotonin diambil oleh trombosit darah untuk kemudian disimpan .
Ketika menggumpal, trombosit akan mengeluarkan simpanan serotonin yang berfungsi sebagai vasokonstriktor dan membantu mengatur hemostasis dan pembekuan darah.
Serotonin juga berkontribusi dalam pertumbuhan beberapa jenis sel yang turut berperan dalam penyembuhan luka.
Diantara semua fungsi itu, fungsi utama serotonin adalah sebagai neurotransmitter pada susunan saraf pusat di otak. Bila tingkat serotonin di otak berubah, perilaku seseorang juga akan berubah.
Kadar Serotonin Rendah
Serotonin dengan kadar normal akan memunculkan perasaan bahagia, tetapi pada waktu tubuh mengalami stress yang berlebihan, tubuh akan mulai menggunakan serotonin lebih banyak untuk mengkompensasi kondisi tersebut.
Akibat kondisi stress yang meningkat, tubuh tidak mampu menghasilkan serotonin lebih banyak untuk mengganti jumlah serotonin yang terpakai.
Tubuh akan mengalami resesi yang dapat mengakibatkan depresi ringan hingga sedang. Semakin rendah kadar serotonin pada otak, maka depresi akan semakin parah.
Berikut adalah gejala kadar serotonin rendah:
• Mengalami kesulitan untuk fokus dan berkonsentrasi
• Tugas terkecil bisa tampak seperti sebuah tugas yang sangat besar.
• Mengalami kelelahan kronis
• Mengalami gangguan nafsu makan
• Mengalami gangguan tidur
• Gairah seksual yang rendah
• Harga diri rendah
• Menarik diri dari lingkungan sosial
Serotonin Syndrome
Serotonin Syndrome adalah kondisi yang ditemukan ketika kadar serotonin di otak terlalu tinggi.
Sebagian besar orang mungkin akan berpikir dan menganggapnya sebagai hal yang baik karena serotonin akan menjaga tubuh dalam kondisi yang bahagia. Tapi ternyata tidak demikian.
Ketika seseorang menjalani perawatan untuk mengobati deperesi, sebagian besar obat antidepresan akan meningkatkan kadar serotonin di otak.
Sebagai contoh, jika seseorang minum obat untuk mengobati migren dan pada saat yang bersamaan juga mengonsumsi obat antidepresan, maka kedua obat tersebut akan berinteraksi dan memicu serotonin syndrome.
Akibat paling parah, kondisi ini dapat menyebabkan kematian dan gejala-gejalanya bisa terjadi dalam hitungan menit.
Berikut adalah gejala-gejala serotonin syndrome:
• Jantung berdetak dengan cepat
• Mengalami halusinasi
• Mengalami diare dan muntah
• Perubahan tekanan darah
• Kehilangan koordinasi
Jadi, ketika seseorang mengalami depresi, hal terbaik yang harus dilakukan adalah segera menemui dokter atau ahli kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat serta menghindari penggunaan obat yang tidak berdasarkan petunjuk dokter

No comments:

Post a Comment