Monday, August 18, 2014

Depresi Tidak Pernah Pandang Bulu: Anak Pendeta Besar dan Penulis Buku Rohani Kenamaan Tewas Bunuh Diri

Kabar duka datang dari keluarga Pendeta kenamaan Amerika Serikat, Pastor Rick Warren yang memimpin Saddleback Valley Community Church. Anak bungsunya bernama Matthew Warren mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri pada Jumat (5/4) pagi, akibat gangguan kejiwaan dan depresi berat yang dilaporkan telah diidapnya sejak kecil.

Menurut keterangan pihak yang berwenang, Matthew mengakhiri hidupnya di kediamannya di Mission Viejo, California dengan cara menembakan diri menggunakan sebuah senjata api. Gereja Saddleback sendiri segera membuat pernyataan terkait peristiwa mengenaskan ini dalam laman resminya. Disebutkan bahwa Matthew telah sekian lama berjuang melawan gangguan mental dan depresi parah sepanjang hidupnya.

"Matthew adalah orang yang sangat baik, lemah lembut, dan penuh perhatian. Namun, dia juga mengalami gangguan mental akibat depresi dan kerap ingin bunuh diri. Meski telah mendapatkan perawatan medis, sakit emosional yang dialaminya membuat dia memutuskan untuk bunuh diri," demikian pernyataan resmi dari megachurch yang berlokasi di Lake Forest itu.

Pastor Rick sendiri menyatakan kesedihan mendalamnya terhadap anak bungsunya yang berumur 27 tahun tersebut. "Tidak ada kata yang dapat mengungkapkan betapa sedihnya situasi yang saya rasakan saat ini. Anak bungsu kami, Matthew berumur 27 tahun dan merupakan anggota seumur hidup Saddleback, meninggal hari ini. Hanya mereka yang cukup dekat dengannya yang bisa tahu bahwa sejak kecil ia sudah mengidap gangguan jiwa, depresi berat, juga pikiran untuk bunuh diri," kata Rick.

Rick juga menceritakan bahwa meskipun anaknya mengalami depresi, seringkali anak itu membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan. Bahkan Matthew dikenal oleh jemaat sebagai salah satu pribadi yang berperan besar dalam terlaksananya sejumlah badan amal setempat.

Penulis buku terlaris The Purpose Driven Life ini juga mengungkapkan kenangan indah mengenai anaknya itu. "Aku tidak akan pernah lupa bagaimana bertahun-tahun yang lalu, setelah pengobatan gagal untuk memberikan bantuan, Matthew berkata," Ayah, aku tahu aku akan ke surga. Kenapa aku tidak bisa mati dan mengakhiri rasa sakit ini?" Tapi dia terus berjuang hidup selama satu dekade lebih," Kenang Warren.

Rick Warren adalah salah satu evangelis senior yang telah banyak mencatat kemajuan dalam bidang teologis sosialnya, selain memimpin puluhan ribu jemaat Saddlebak Valley, dirinya juga dipercaya memimpin doa dalam upacara pelantikan Barack Obama sebagai Presiden AS.


Peristiwa kematian anak pendeta Rick Warren, Matthew yang tewas bunuh diri pada Jumat (5/4) lalu menjadi topik pembicaraan yang meluas di jejaring sosial seperti twitter. Salah satu spekulasi yang mengemuka adalah bahwa anak bungsu pendeta Gereja Saddleback Valley Community itu bunuh diri akibat depresi terhadap dirinya yang seorang gay. Apakah spekulasi tersebut akurat kebenarannya?

Salah satu pemicu spekulasi bahwa Matthew seorang gay adalah pernyataan gereja dan juga Rick Warren sendiri yang mengatakan Matthew mengambil langkah untuk mengakhiri hidupnya akibat depresi dan tekanan jiwa. Penyebab itulah yang membuat mayoritas tweepers terpancing berspekulasi sesuai dengan pandangan mereka masing-masing.

Menurut mayoritas tweepers, Matthew mengalami depresi dan tekanan jiwa akibat kenyataan dirinya adalah anak seorang pendeta besar dan juga ayahnya adalah pemuka agama yang gencar mengecam pernikahan sesama jenis. Bahkan Gereja Saddleback mendukung Proposition 8, sebuah rancangan perubahan yang diusulkan bagi konstitusi di California untuk melarang pernikahan sesama jenis.

Para "spekulator dadakan" ini menyalahkan sikap Rick Warren yang menentang gay dan pada akhirnya justru seperti "menyetir" pandangan hidup anaknya Matthew yang kemungkinan adalah seorang gay. Ketidakbisaan Matthew terhadap fakta dan kenyataan inilah yang ditenggarai menjadi penyebab anak bungsu dari tiga bersaudara tersebut menembak dirinya sendiri.


Matthew menjadi salah satu korban dari 38.364 kasus bunuh diri yang terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya. Salah satu penyebab utamanya adalah sejarah depresi dan penyakit mental yang dimilikinya. Pihak keluarga menyatakan, Matthew berjuang sejak lahir.

Pakar medis menekankan betapa pentingnya untuk memperhatikan gejala seseorang yang hendak bunuh diri, dan mengambil tindakan pencegahan. Dr. Neil Bernstein, psikolog klinis mengatakan, "Hubungi seseorang sesegera mungkin. Hubungi pihak emergency room, dokter, siapapun yang dapat dijangkau." Sesungguhnya selalu ada harapan bagi setiap orang untuk bisa diselamatkan.


No comments:

Post a Comment