Tuesday, January 7, 2014

Terapi Musik Aktif Bantu Lawan Penyakit


Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian. Rangkaian nada alunan musik mampu meningkatkan mood dan memengaruhi kondisi psikologis seseorang. Musik juga bisa menjadi sarana relaksasi maupun terapi. 

Untuk relaksasi, seseorang yang hanya sebatas mendengarkan alunan nada, ini disebut musik pasif. Sedangkan untuk terapi, pasien bisa ikut menyusun komposisi atau menyumbang lirik. Untuk musik sebagai terapi, ini merupakan jenis musik aktif. 

Musik untuk terapi membantu penyembuhan dari dalam, misalnya mengatasi depresi. Dengan membantu memperbaiki kondisi depresi, pasien diharapkan mau berobat. Kemauan melawan penyakit akan memperbaiki kualitas hidup pasien, yang menentukan kesembuhannya. 

"Sebetulnya tidak hanya dari sisi psikologi, musik juga membantu penyembuhan dari sisi fisik, mental, estetika dan spiritual. Musik juga mampu meningkatkan keterampilan motorik dan fungsi kognitif," kata pendiri Institut Musik Daya Indonesia (IMDI), Prof Tjut Nyak Deviana Daudsyah, DA.Mus.Ed pada kampanye edukasi Artritis Rematoid di Jakarta

Beberapa jenis penyakit yang menggunakan musik sebagai terapi pendukung adalah stroke, penyakit jantung, gangguan neurologis dan epilepsi, serta gangguan psikologi. 

Lebih jauh Tjut mengatakan, musik yang digunakan untuk terapi berbeda dan bersifat spesifik antar pasien. Hal ini dikarenakan selera musik tiap orang yang berbeda. Apalagi pada terapi musik, pasien bisa ikut berpartisipasi. 

Namun memang ada jenis musik tertentu yang walau menjadi favorit pasien, disarankan untuk tidak didengarkan selama terapi. Jenis ini antara lain heavy metal, punk, atau musik hardcore lainnya. 

"Musik untuk terapi sebaiknya memiliki frekuensi dan volume yang tidak terlalu tinggi atau rendah. Seorang terapis musik memang punya repertoir sendiri. Namun repertoir ini sangat fleksibel bergantung pada selera dan jenis musik yang biasa didengar pasien," terang Tjut. 

Kemampuan musik sebagai terapi pendukung juga diakui internist dari RS Hasan Sadikin, Bandung, dr Andry Reza Rahmadi, SpPD, MKes. Menurutnya, sebagai terapi pendukung non obat, musik berperan penting dalam peningkatan kemampuan perlawanan terhadap penyakit. Hal ini bisa dicapai karena musik membantu keseimbangan emosi dan menghilangkan depresi pasien. 

"Kalau sudah ada kemauan maka pasien akan mengikuti seluruh proses pengobatan. Keinginan untuk tidak menyerah inilah yang kemudian menentukan perbaikan kualitas hidup pasien," kata Andry.

Rosmha Widiyani - http://health.kompas.com

Editor :
Wardah Fajri

No comments:

Post a Comment