Apakah ada hubungan antara trauma masa kecil dan gangguan bipolar?
Untuk menjawab
pertanyaan ini, mari kita mulai dengan mempertimbangkan apa itu gangguan
bipolar. Ini adalah penyakit mental yang ditandai dengan periode
perilaku yang sangat gembira atau bersemangat. Seperti depresi,
gangguan bipolar diklasifikasikan sebagai gangguan mood, karena gejala utamanya
diwujudkan secara emosional. Orang yang menderita gangguan bipolar kadang bergantian
antara depresi dan episode manik yang merupakan ciri khas dari gangguan bipolar
ini.
Sebuah
episode manic didefinisikan sebagai periode emosi memuncak dari siklus normal
yang berlangsung seminggu atau lebih. Untuk memenuhi
kriteria psikologis untuk episode manic, perilaku seseorang harus cukup parah
untuk mempengaruhinya didalam pekerjaan dan hubungannya dengan orang lain. Orang-orang dalam
pergolakan episode manik tidak tidur, meningkatnya kebutuhan untuk pemenuhan
kepentingan mereka sendiri dan sering berbicara dengan cepat ketika mereka
mencoba untuk bersaing dengan pikiran mereka yang sedang berpacu. Meskipun mereka
memiliki rencana yang visioner, mereka mudah sekali terganggu moodnya dan
sering tidak bisa menyelesaikan apa yang sudah mereka rencanakan sebelumnya. Mereka juga dapat dikenali
dari perilaku mereka yang sembrono, seperti perjudian atau perselingkuhan,
tanpa memikirkan konsekuensinya.
Penyebab
pasti dari gangguan bipolar tidak diketahui. Studi
menunjukkan bahwa gangguan bipolar memiliki komponen genetik atau diturunkan
dari generasi ke generasi. Gangguan bipolar juga dapat disebabkan oleh perubahan
biologis di otak, seperti ketidakseimbangan bahan kimia yang dikenal sebagai
neurotransmitter.
Jadi sekarang,
apa korelasinya antara pengalaman traumatis masa kecil sebagai salah satu
faktor pencetus gangguan bipolar?
Pertama, mari
kita mempertimbangkan apa yang dimaksud dengan trauma masa kanak-kanak. Ini
bisa mengindikasikan trauma fisik atau psikologis atau kombinasi dari keduanya. Trauma fisik mengacu
pada luka fisik yang sebenarnya atau cedera, sedangkan trauma psikologis dapat
disebabkan oleh trauma fisik atau oleh sesuatu yang anak tersebut saksikan dan
membekas juga bisa lewat satu pengalaman yang membuat anak tersebut terluka
secara emosional.
Penelitian
telah menunjukkan bahwa orang-orang yang diabaikan, dilecehkan atau mengalami
stres berat pada masa kanak-kanaknya lebih mungkin untuk memiliki
ketidakstabilan mood pada saat ia beranjak dewasa. Para peneliti juga menemukan
fakta bahwa trauma masa kecil adalah penyebab umum gangguan bipolar di antara banyak
kasus.
Sebanyak 50
persen melaporkan insiden trauma masa kecil, termasuk pengabaian anak, luka emosional,
fisik dan pelecehan seksual. Selanjutnya, melalui peristiwa kehidupan yang menantang: sebuah
keluarga yang disfungsional, kemunduran karir atau pelecehan, dapat memperburuk
gangguan bipolar dan membuat pemulihan lebih sulit.
No comments:
Post a Comment