Wednesday, March 20, 2013

Penyebab dan Faktor Resiko Gangguan Bipolar

Beberapa penyakit mempunyai penyebab yang jelas dan spesifik sehingga pengobatannya juga bisa khusus atau spesifik untuk mengatasi penyakit tersebut.  Bila seseorang menderita kencing manis maka obatannya adalah dengan mendapat insulin. Bila seseorang terserang usus buntu, maka obatnya adalah dengan operasi. 
Namun tidak demikian halnya dengan gangguan bipolar. Sepertinya penyebab gangguan bipolar bersifat komplek atau multi faktor. Gangguan bipolar bukan hanya disebabkan oleh adanya gangguan keseimbangan kimia didalam otak yang cukup disembuhkan dengan minum obat obatan. 

Para ahli berpendapat bahwa gangguan bipolar disebabkan oleh kombinasi faktor biologis, psikologis dan sosial.

Ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terkena gangguan bipolar, yaitu:
* Mempunyai hubungan darah atau saudara penderita gangguan bipolar
   
* Periode pengalaman hidup yang sangat menekan (stressful).
   
* Penyalah guna obat atau alkohol.
   
* Perubahan hidup yang besar, seperti ditinggal mati orang yang dicintai.
   
Menurut teori stress-vulnerability model, ada beberapa resiko atau faktor penyebab gangguan jiwa bipolar, yaitu:

Genetika dan riwayat keluarga.
Penderita bipolar lebih sering dijumpai pada penderita yang mempunyai saudara atau orang tua dengan gangguan bipolar. Riwayat pada keluarga dengan penyakit bipolar bukan berarti anak atau saudara akan pasti menderita gangguan bipolar. Penelitian menunjukkan bahwa pada orang orang dengan riwayat keluarga penderita bipolar maka kemungkinannya terkena bipolar akan sedikit lebih besar dibandingkan masyarakat pada umumnya. Artinya ada faktor predisposisi terhadap gangguan bipolar. Hanya saja, tanpa adanya faktor pemicu, maka yang bersangkutan tidak akan terkena gangguan bipolar. Faktor predisposisi gangguan bipolar bisa terjadi juga karena anak meniru cara bereaksi yang salah dari orang tuanya yang menderita gangguan bipolar.

Kerentananan psikologis (psychological vulnerability)
Kepribadian dan cara seseorang menghadapi masalah hidup kemungkinan juga berperanan dalam mendorong munculnya gangguan bipolar..
   
Lingkungan yang menekan (stressful) dan kejadian dalam hidup (live events).
Riwayat pelecehan, pengalaman hidup yang menekan.
Gangguan neurotransmitter di otak.
Gangguan keseimbangan hormonal.

Faktor biologis.
Ada beberapa perubahan kimia di otak yang diduga terkait dengan gangguan bipolar. Hal ini menunjukkan adanya faktor biologis dalam masalah gangguan bipolar.
Beberapa kondisi kesehatan yang biasanya menyertai gangguan jiwa bipolar.

Pada seseorang yang menderita gangguan jiwa bipolar, sebelum mendapat diagnosa atau beberapa saat setelah didiagnosa, sering ditemukan beberapa penyakit lain. Kondisi tersebut perlu didiagnosa dan diobati karena dapat memperburuk gangguan bipolar. Beberapa kondisi tersebut adalah:

Anxiety disorder, gangguan kecemasan termasuk didalamnya post traumatic stress disorder (PTSD yang banyak diderita tentara Amerika yang berperang di Afghanistan), phobia social, dan generalized anxiety disorder.
   
Attention-deficit/ hyperactivity disorder (ADHD), Gangguan hiperaktivitas dan kurang atensi/ perhatian, ADHD mempunyai gejala yang tumpang tindih (overlap) dengan gangguan bipolar. Oleh karena itu, gangguan bipolar sering sulit dibedakan dari ADHD. Gangguan ADHD sering keliru didiagnosa gangguan bipolar, atau sebaliknya. Bahkan kadang seseorang didiagnosa dengan 2 penyakit sekaligus.
   
Kecanduan obat bius. Banyak penderita gangguan bipolar juga kecanduan rokok, alcohol atau obat obatan. Obat obatan atau alcohol seperti dapat meringankan gejala bipolar, namun sebenarnya akan dapat memicu, memperparah atau memperlama depresi atau mania.
   
Gangguan kesehatan fisik. Penderita gangguan jiwa bipolar sering menderita sakit jantung, kelenjar gondok atau kegemukan.

Gangguan bipolar sering menimbulkan komplikasi berupa:
Masalah terkait kepada kecanduan alkohol atau narkoba.
Masalah hukum
Masalah keuangan
Permasalahan hubungan sosial
Isolasi dan hidup menyendiri
Kinerja buruk di sekolah atau ditempat kerja
Sering bolos kerja atau sekolah
Bunuh diri

No comments:

Post a Comment