A. Pengertian
Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa / mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita. Kehamilan dianggap sebagai waktu krisis yang di akhiri dengan kelahiran bayi. Selama kehamilan kebanyakan ibu mengalami perubahan psikologis dan emosional. Perubahan psikologis dan emosional ini tampaknya berhubungan dengan perubahan biologis yang dialami ibu selama kehamilan. emosi ibu hamil cenderung labil. reaksi yang ditunjukkan terhadap kehamilan dapat saja berlebihan dan mudah berubah-ubah. Ibu hamil sangatlah sensitif dan rapuh. Banyak ketakutan yang muncul akan bahaya yang mungkin saja terjadi pada diri ibu maupun janinnya. Ketakutan yang tidak mendasar ini mungkin disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada tubuhnya, tampaknya ia tidak bisa dikendalikan dan proses hidupnya berubah dan tidak dapat di kembalikan lagi. Inilah saat ibu hamil memerlukan saran, dorongan, pengarahan dan bantuan dari orang-orang di sekitarnya.
Kehamilan melibatkan aspek fisik dan psikis. Secara fisik, kehamilan merupakan proses yang menakjubkan terjadi selama Sembilan bulan. Sejak meleburnya sel sperma dan sel telur dalam rahim,proses kehamilan dimulai. Biasanya wanita saat itu belum menyadari bahwa dirinya telah hamil. Namun organ-organ saat itu yang bertanggung jawab untuk menjaga kelangsungan kehamilan mulai bekerja.
Pada trimester I kehamilan ditandai dengan reaksi tubuh berupa mual diwaktu pagi, ketegangan payudara,perubahan fisik, seksual, diet, pergerakan, peningkatan ukuran perut dan payudara. Pada keadaan emosi terjadi secara berfluktuasi, periode ini faktor resiko terjadinya gangguan psikologis misalnya reaksi terhadapg kehamilannya, pengalaman kehamilan sebelumnya yang tidak menyenangkan, kehamilan yang motivasinya tidak jelas,kurangnya dukungan keluarga dan perubahan gaya hidup, semuanya tampak pada minggu I dan II pada kehamilandan berakhir pada minggu X dan XII. Pada trimester pertama juga sering dianggap sebagai periode penyesuaian, penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Sebagian wanita merasa sedih tentang kenyataan bahwa ia hamil, kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan.
Pada trimester II, dilanjutkan dengan perubahan emosional hanya sedikit, dan berpusat pada kesan tubuh, seksual dan janin yang sementara dikandungnya. Peningkatan rasa memiliki dan mulai dapat kembali pada minat semula, adanya gerak anak menjadikan ibu semakin merasakan kehamilan, mulai membayangkan fisik calon bayi dan merancang rencana masa depan untuknya, ibu merasakan peningkatan.
Trimester kedua dapat di bagi menjadi 2 fase :
1. Fase prequickening ( Sebelum adanya pergerakan janin yang di rasakan ibu)
Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya), menjadi pemberi kasih sayang( persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini memberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih sayang kepada anak yang akan dilahirkannya.
2. Fase Postqueckening (Setelah adanya pergerakan janin yang di rasakan oleh ibu)
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsul bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi tidak begitu di pikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan janin.
Pada trimester III, Respon psikologis calon ibu sudah menyesuaikan diri, kehidupan psikologik-emosional di kuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai persalinan yang akan datang. Pikiran dan persaan akan tanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus anaknya. Pendekatan psikologis yang tepat, kepercayaan pada dokter dan bidan akan meringankan beban penderitaannya,menyelamatkan ibu dan bayi, kerentanan, kerentanan meningkatkan pada triwulan ketiga terutama hamil 7 bulan, sering merasakan bayi yang amat berharga dapat saja hilang/mengalami hal yang buruk bila tidak di lindungi sepanjang waktu.
Rasa cemas dan takut akan proses persalinan dan kelahiran meningkat, yang menjadi perhatian, rasa sakit, luka saat melahirkan, kesehatan bayinya, kemampuan menjadi ibu yang bertanggung jawab, dan bagaiman perubahan hubungan dengan suami, dan ada gangguan tidur. Reaksi emosi meningkat kembali pada saat yang sama terjadi perasaan fisik yang kurang nyaman secara akut. Perhatian juga berubah pada hal finansial, persiapan ruang bayi,perlengkapan bayi sampai pada pengasuh serta kapasitas sebagai orang tua.
Dengan demikian resiko dan penyebab yang terkait, seperti tersebut diatas dapat sebagai pencetus terjadinya reaksi-reaksi psikologis mulai tingkat gangguan emosional yang ringan ketingkat gangguan jiwa yang serius.
B. PENGARUH PSIKOLOGIS PADA KEHAMILAN
Kehamilan, di samping memberi kebahagiaan yang luar biasa, juga sangat menekan jiwa sebagian besar wanita. Pada beberapa wanita dengan perasaan ambivalen mengenai kehamilan, stres mungkin meningkat. Respon terhadap stres mungkin dapat terlihat bervariasi yang tampak atau tidak tampak. Sebagai contoh, sebagian besar wanita mengkhawatirkan apakah bayinya normal.
Pada mereka yang memiliki janin dengan resiko tinggi untuk kelainan bawaan, stres meningkat (Tunis & Golbus, 1991). Selama kehamilan dan terutama mendekati akhir kehamilan, harus dibuat rencana untuk perawatan anak dan perubahan gaya hidup yang akan terjadi setelahkelahiran. Pada sejumlah wanita, takut terhadap nyeri melahirkan sangat menekan jiwa.
Pengalaman kehamilan mungkin dapat diubah oleh komplikasi medis dan obstetrik yang dapat terjadi. Burger dkk. telah menunjukkan bahwa wanita dengan komplikasi kehamilan adalah 2 kali cenderung memiliki ketakutan terhadap kelemahan bayi mereka atau menjadi depresi. Bagaimanapun, wanita yang memiliki gangguan mental yang serius mengganggu kehamilan.
C. GANGGUAN JIWA PADA KEHAMILAN DAN PENANGANANNYA
Sejumlah besar pengobatan psikotropik sekarang telah tersedia untuk penanganan gangguan mental (Kuller dkk, 1996). Pengobatan wanita hamil dengan agen psikotropik mencakup mereka dengan penyakit psikiatrik sebelumnya atau bila gangguan emosional timbul selama kehamilan. Sebagian besar wanita menerima farmakoterapi dimasukkkan pada kelompok pertama dan cenderung memiliki gangguan yang lebih berat, seperti gangguan bipolar, gangguan skizoafektif, skizofrenia atau depresi mayor rekuen. Pada masing–masing kasus, perlu dipertimbangkan efek samping obat pada bayi dibandingkan resiko ibu tanpa diterapi. Semua obat psikotropik melewati plasenta, sehingga mempengaruhi perkembangan janin.
Obat psikotropik dapat menyebabkan : kelainan kongenital, keracunan pada bayi dan sindrom putus obat pada bayi. Bagaimanapun pasien dengan gangguan jiwa yang berat harus ditangani oleh ahli psikiatri, yang dapat dikonsultasikan dengan ahli obstetri untuk pemberian obat pada wanita hamil.
Terapi psikososial dalam kehamilan meliputi : terapi perilaku, psikoterapi interpersonal, terapi kelompok, terapi keluarga dan psikoterapi suportif. Ada beberapa gangguan kejiwaan yang biasa terjadi pada ibu hamil yaitu sebagai berikut:
1. Gangguan Kecemasan pada Kehamilan
Gangguan ini di tandai dengan rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan, terutama sekali terhadap hal-hal yang masih tergolong wajar. Semua wanita hamil mempunyai pengalaman peristiwa kecemasan. Cemas terhadap perubahan fisik, kesukaran persalinan dan kesehatan janin yang dikandungnya.
Kadang-kadang kecemasan itu menjadi berlebihan dan merugikan sehingga timbul gangguan cemas seperti fobia, perilaku menghindar serta kecemasan yang berulang.
a. Gangguan cemas menyeluruh
Gambaran utama gangguan ini kekhawatiran dan kecemasan yang berlebihan tentang kehidupankehamilan, misalnya komplikasi kehamilan, sekalipun kehamilan itu normal, yang ditandai dengan keteganga motorik dan hiperaktifitas motorik dan otonom misalnya: gemetar, gugup, gelisah, cepat lelah; gejala hiperaktifitas otonom misalnya nafas: nafas pendek, palpitasi, keringat, kaki dan tangan dingin pusing, mual, gangguan menelan.Kewaspadaan yang berlebihan perasaan terancam, iritabel, insomnia.
b. Gangguan Panik
Bermanifestasi dengan ciri-ciri utama adanya periode kekhawatiran yang mendalam atau perasaan tidak enak yang berlangsung beberapa menit dan sifatnya berulang secara tak terduga. Serangan panic terjadinya mendadak dengan rasa takut dan kecemasan yang berlebihan serta perasaan ingin mati. Ada laporan bahwa wanita yang hamil mengalami peningkatan gejala panik selama kehamilan. Gejala yang dialami selama serangan panik : nafas pendek, rasa tercekik, jantung berdebar-debar, telinga mendengung, mata kabur /berkunang, perasaan gatal, takut mati dan kehilangan kontol.
c. Gangguan obsesif kompulsif
Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang cukup berat dan menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi adalah ide yang menetap, pikiran atau impuls yang tidak masuk akal, misalnya keinginan. Tingkah laku kompulsif dan pikiran obsesif menyebabkan tekanan mental yang nyata pada wanita hamil.
d. Penanganan Dari Gangguan Kecemasan Pada Ibu Hamil
Di bawah ini ada beberapa penanganan kecemasan pada ibu hamil :
1). Psikoterapi membantu wanita hamil yang mengalami kecemasan untuk mengatasi ketakutan dan kecemasan yang berhubungan dengan kehamilannya. Dengan mendiskusikan pikiran dan perasaan yang mengganggu menyebabkan dapat lepas dari tekanan.Pengurangan gejala kecemasan membuat wanita tersebut dapat berfungsi efektif dalam hubungan pribadi dan keluarga dengan sendirinya kecemasan itu akan hilang.
2). Bila kecemasan berlebihan dan mengganggu dapat diberikan obat anti cemas golongan benzodiazepin dan non benzodiazepine.
2. Gangguan Afektif pada Kehamilan
Gejala utamanya adalah gangguan mood disertai dengan sindrom manik atau depresi yang bukan disebabkan oleh gangguan mental atau penyakit fisik. Pada gangguan ini terbagi 2 macam depresi yaitu :
a) Depresi mayor
Ditandai oleh mood yang disforik, tidak peduli pada lingkungan, kenaikan atau penurunan berat badan, insomnia atau hipersomnia, kelelahan, perasaan tidak berharga dan pada kasus yang berat ada ide yang menetap untuk bunuh diri.
b) Gangguan bipolar
Gangguan bipolar atau gangguan manic ditandai oleh periode euforia, atau iritabel yang jelas, hiperaktifitas, insomnia, banyak bicara, tidak bisa memusatkan perhatian dan harga diri yang berlebihan. Baik gangguan depresi maupun episode manik bisa disertai gambaran psikotik, misalnya : halusinasi auditorik maupun ide-ide delusi, 15 – 25% diantara wanita pernah mengalami depresi selama hidupnya.
Gejala gangguan depresi yang lain adalah :wajah murung, cengeng, gelisah dan iritabilitas meningkat, sulit konsentrasi, ragu-ragu, sering lupa, timbul ide kematian dan bunuh diri biasa ditemukan pada depresi mayor. Gejala umum mania adalah : ketidakstabilan mood dengan adanya peralihan mood yang cepat dari kemarahan dan depresi. Cara bicara mania sangat cepat, keras dan sulit dipotong.
c) Penanganan
Perencanaan kehamilan sangat penting pada wanita yang di diagnosis depresi, sebaiknya kehamilannya perlu di rencanakan atau di konsultasikan dengan ahli kebidanan dan kandungan, dan psikiater tentang masalah resiko dan keuntungan setiap pemakaian obat-obat psikofarmakologi. Rawat inap sebaiknya dipikirkan sebagai pilihan pengobatan psikofarmakologis pada trimester I untuk kasus kehamilan yang tidak direncanakan, dimana pengobatan harus dihentikan segera dan apabila terdapat riwayat gangguan afektif rekuren.
Penggunaan antidepresan trisiklik sebaiknya hanya pada pasien hamil yang mengalami depresi berat yang mengeluhkan gejala vegetatif dari depresi, seperti : menangis, insomnia, gangguan nafsu makan dan ada ide-ide bunuh diri. Psikoterapi harus digunakan bila ada konflik intrapsikis yang berhubungan dengan kehamilan.Terapi perilaku kognitif sangat menolong pasien depresi dan dapat digunakan bersama antidepresan.
Terapi elektrokompulsif (ECT) digunakan pada pasien depresi psikotik untuk mendapatkan respon yang lebih cepat, bila kehidupan ibu dan anak terancam. Belum ada hubungan yang jelas antara penggunaan nortriptilin, desipramin atau golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) adalah antidepresan pilihan untuk wanita hamil, mencakup fluoksetin dan sertralin, tidak menyebabkan hipotensi ortostatik, konstipasi atau sedasi.
3. Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian adalah hasil dari penggunaan mekanisme pertahanan yang tidak cukup, stereotipi dan mal adaptasi yang kronis. The Diagnostic and Statistical Manual membagi 3 jenis gangguan kepribadian :
a. Paranoid, skizoid dangangguan kepribadian skizotipal khas diketahui dari keganjilan atau keeksentrikannya;
b. Histerik, narkistik, antisosial dan gangguan borderline ciri khasnya timbul secara dramatis;
c. Menghindar,tergantung, kompulsif dan kepribadian pasif-agresif ditandai dengan ketakutan dan kecemasan. Faktor genetik dan lingkungan penting dalam timbulnya penyakit ini, dimana prevalensinya mungkin setinggi 20% individu yang menderita mengenali masalahnya dan berobat.
4. Psikosa
Psikosa adalah tingkah laku secara keseluruhan dalam kepribadiannya berpengaruh tidak ada kontak dengan realitas.suatu gangguan jiwa dengan khilangan rasa kenyataaan(sense of reality). Keadaan ini dapat digambarkan bahwa psikosa adalah gangguan jiwa yang serius, timbul karena penyebab organic ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan kemampuan berfikir, bereaksi secara emosional, mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan, sedemikian rupa sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari hari sangat terganggu.
Psikosa ditandai oleh perilaku regresif, hidup perasaan tidak sesuai, berkurangnya pengawasan terhadap impuls impuls serta waham dari halusinasi. Pada umunya gejala psikosa tidak mampum melakukan partisipasi sosial,sering ada gangguan bicara, kehilngan orientasi terhadap lingkungan, aspek sosialnya membahayakan orang lain, diri sendiri,dan perlu perawatan rumah sakit. Jenis jenis psikosa yaitu skizophrenia, dan paranoid. Paranoid dilain pihak adalah jenis yang sudah lebih lanjut ditandai dengan halusinasi sama dengan persepsi palsu dan kecurigaan yang sangat kuat, pola berfikir makin kacau dan tingkah laku makin tidak normal.psikosa umumnya terbagi dalam dua golongan besar yaitu:
a) Psikosa fungsional,factor penyebabnya adalah terletak pada aspek kejiwaan, disebabkan kaarena sesuatu yang berhubungan dengan bakat keturunan.
b) Psikosa organic,disebakan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh.
a. Tanda tanda psikosa:
· Halusinasi
· Sejumlah kelainan peilaku,sepeti aktivitas yang meningkat ,gelisah, dan retardasi psikomotor.
b. Gejala psikosis adalah:
· Abnormal menampilkan emosi
· Kebingungan
· Depresi dan kadang kadang pikiran bunuh diri
· Kacau berpikir dan berbicara
· Kegembiraan
· Keyakinan palsu
· Salah persepsi
· Melihat,mendengar,merasakan,atau memahami hal hal yang tidak ada
· Berdasarkan ketakutan/kecurigaan
c. Penyebab psikosa:
· Internal (perubahan tubuh dan hormonal ibu hamil)
· Ekstenal (kehamilan yang tidak diinginkan,kehamilan beresiko,dan jark kehamilan yang terlalu dekat riwayat keguguran)
d. Pencegahan psikosa
· Informasikan kepada pasien tentang penyakit yang dialaminya
· Pemenuhan nutrisi
· Aktivitas yang dilakukan
· Latihan pernafasan
· Senam hamil
e. Penatalaksanaan psikosa
Pengobatan tergantung pada penyebab psikosis. Perawatan dirumah sakit sering kali diperlukan untuk menjamin keselamatan pasien.
· Konsultasikan dengan dokter, psikiater, psikolog, dan dengan tenaga kesehatan lainnya.
· Sejak pemeriksaan kehamilan pertama kali dengan tenaga medis haus dengan kesabaran meyakinkan calon ibu bahwa peristiwa kehamilan dan persalinan merupakan hal yang normal dan wajar.
· Ajarkan dan berikan latihan- latihan untuk dapat menguasai otot-otot istirahat dan pernafasan
· Hindari kata-kata dan komentar yang memojokkan dan dapat mematahkan semangat si ibu.
No comments:
Post a Comment