Thursday, June 20, 2013

Kenali 3 Hormon Penyebab Stress

 Semua orang pasti pernah merasakan stres, kemarahan, atau perasaan negatif lainnya. Namun tak banyak orang yang mengetahui bagaimana proses dalam tubuh yang menyebabkan perasaan negatif tersebut muncul.
Perasaan negatif, baik stres, kemarahan, dan lainnya bisa muncul akibat kinerja tiga hormon dalam tubuh. Berikut ini tiga hormon yang bertanggung jawab atas stres yang Anda rasakan, seperti dilansir oleh The Huffington Post (19/04).
1. Adrenalin
Adrenalin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal setelah mendapatkan sinyal dari otak ketika situasi yang cukup membuat stres muncul.
Adrenalin bekerjasama dengan hormon stres lain, yaitu norepinephrine bertanggung jawab untuk memutuskan reaksi Anda ketika stres muncul. Misalkan ketika Anda sedang mengendarai mobil, kemudian ada mobil lain yang bergerak cepat akan menabrak Anda. Anda membanting setir, berhenti dan merasakan detak jantung Anda meningkat. Otot Anda menegang, Anda bernapas lebih cepat, dan berkeringat. Itulah yang dilakukan oleh adrenalin.
Selain meningkatkan detak jantung, adrenalin juga meningkatkan energi yang memungkinkan Anda melakukan sesuatu untuk menghindar dari bahaya, serta membuat Anda semakin fokus.
2. Norepinephrine
Hormon ini sama dengan Adrenalin yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal dan berasal dari otak. Fungsi hormon Norephnephryne adalah untuk membuat Anda tetap fokus dan terjaga selama mengalami stres. Anda akan menjadi lebih waspada, tak bisa tidur, dan fokus pada masalah.
Norepinephrine membantu mengalihkan aliran darah pada tempat yang tak terlalu membutuhkan untuk bagian tubuh lain yang lebih penting, misalkan otot atau otak yang membuat Anda bisa menghadapi bahaya dengan baik.
3. Kortisol
Hormon kortisol juga dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan disebut juga sebagai hormon stres. Hormon ini yang menentukan respon Anda terhadap situasi yang menegangkan dan yang bisa membuat stres.
Dibandingkan dengan hormon lainnya, hormon ini bekerja lebih lambat. Pertama, bagian otak bernama amygdala akan menentukan ancaman atau situasi yang bisa menyebabkan stres. Kemudian sinyal dikirimkan pada hypotalamus. Hypotalamus memproduksi hormon CRH yang berhubungan dengan ACTH. ACTH kemudian mengirim sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepaskan kortisol. Wow, perjalanannya cukup panjang bukan.
Dalam banyak keadaan bahaya, hormon kortisol bisa menyelamatkan nyawa manusia. Meski begitu terlalu banyak produksi hormon kortisol juga tak baik untuk tubuh. Hormon ini menekan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan tekanan darah dan gula darah, menyebabkan jerawat, obesitas, dan lainnya.
Tiga hormon di atas bertanggung jawab terhadap stres yang Anda rasakan dan cara tubuh Anda menghadapinya. Dalam beberapa kasus hormon di atas bisa bermanfaat. Namun terlalu banyak memproduksi hormon stres juga tak baik untuk kesehatan.

Redakan Stress, Dengan Yogurt

Makan yogurt dua kali sehari bisa meredakan rasa cemas dan stres. Penelitian baru menunjukkan bahwa yogurt bisa menurunkan aktivitas pada bagian otak yang berkaitan dengan emosi.
Peneliti dari UCLA School of Medicine di Amerika Serikat melakukan pengamatan terhadap 36 wanita. Penelitian itu menunjukkan bahwa mengonsumsi yogurt dua kali sehari bisa menurunkan aktivitas otak yang berkaitan dengan emosi, dan meningkatkan aktivitas otak yang berkaitan dengan pengambilan keputusan.
"Banyak orang yang mengonsumsi yogurt untuk cemilan atau untuk mendapatkan kalsium. Kita mengira manfaat kesehatan yogurt hanya itu. Padahal yogurt juga bisa mempengaruhi otak," ungkap ketua peneliti Dr Kirsten Tillisch, seperti dilansir oleh NY Daily News (03/06).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan pada tikus menunjukkan bahwa ketika stres otak memberikan sinyal pada bakteri dalam lambung. Itulah mengapa seringkali penyakit pikiran kemudian berdampak pada kesehatan pencernaan. Namun sebelumnya tak ada penelitian yang membuktikan hal ini pada manusia.
Dalam penelitian, partisipan berusia 18 - 53 tahun dibagi menjadi tiga kelompok. Satu kelompok mengonsumsi yogurt dengan bakteri hidup, kelompok lain mengonsumsi produk susu tanpa bakteri, dan kelompok tiga tak diberikan produk apapun. Penelitian ini dilakukan selama empat minggu dengan pemeriksaan fMRI pada otak untuk mengenali emosi.
Hasilnya, penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan wanita yang tidak mengonsumsi yogurt dengan bakteri hidup, partisipan yang mengonsumsi probiotik yogurt mengalami penurunan aktivitas pada bagian otak yang berkaitan dengan emosi, serta sensasi tubuh bagian dalam yang berhubungan dengan bakteri pada sistem pencernaan

Hilangkan Stress Dalam Hitungan Menit? Bisa!


Sering merasa stres, namun tidak punya waktu untuk mengatasinya? Jangan khawatir. Beberapa cara ini ampuh bantu Anda mengatasi stres dalam waktu kurang dari satu jam saja. Apa saja? Berikut rinciannya
1. Mengunyah permen karet - 10 menit
Penelitian di Australia dan Inggris menemukan bahwa ketika mengalami stres, mengunyah permen karet mampu mengurangi rasa cemas dan menurunkan kadar hormon cortisol pada air liur hingga 18 persen.
2. Minum teh hitam - 12 menit
Orang yang minum teh hitam empat cangkir sehari selama enam minggu diketahui mampu mengatasi stres lebih cepat dan memiliki level hormon cortisol yang lebih rendah ketika mengalami stres, berdasarkan penelitian dari University College London. Senyawa kimia serta antioksidan yang ada dalam teh hitam mampu memuat seseorang merasa santai dan menenangkan saraf otak.
3. Pijat - 15 menit
International Journal of Neuroscience melaporkan bahwa pijat sendiri dua kali seminggu selama 15 menit saja mampu menurunkan stres dan menenangkan sistem saraf. Bahkan, cara mudah dengan menggerakkan bola tenis di sekitar jari-jari tangan juga mampu memberikan efek yang sama dengan pijat.
4. Menulis - 20 menit
Penelitian pada tahun 2010 yang diterbitkan dalam Anxiety, Stress, & Coping menemukan bahwa menulis mengenai hal yang membuat depresi selama 20 menit selama dua hari mampu menurunkan kadar stres. Menuliskan perasaan pada kertas juga membantu kita melewati perasaan buruk dan mengatasi emosi negatif dalam diri.
5. Mendengarkan musik - 30 menit
Musik mampu meningkatkan emosi positif dan menurunkan tingkat hormon stres. Penelitian di Journal of Advanced Nursing menemukan bahwa pasien yang mendengarkan lagu pilihan mereka lebih tenang ketika akan menghadapi operasi. Bergerak sesuai dengan irama lagu juga semakin menambah emosi positif dan memicu produksi hormon kebahagiaan, yaitu endorfin.
6. Hindari teknologi - 45 menit
Penelitian di University of California, Irvine, dan peneliti US army menemukan bahwa mengecek e-mail setiap saat mampu menyebabkan stres. Jadi ketika anda merasa stres, ada baiknya mengurangi kontak dengan teknologi atau handset lainnya, misalkan mengecek email, jejaring sosial, atau lainnya.
7. Membersihkan rumah - 60 menit
Kebiasaan membersihkan rumah mampu menurunkan ketegangan dalam pikiran. Orang seringkali mudah tenang dan teralihkan ketika melakukan kebiasaan yang diulang-ulang seperti menyapu, mengepel, dan lainnya. Kegiatan semacam ini juga ampuh untuk membuat tubuh tenang.
Selamat mencoba!

Kunyah Permen Karet, Hilangkan Stress

Selama bertahun-tahun orang telah berusaha melakukan berbagai cara untuk melawan stres. Diantaranya yang paling umum adalah merokok dan mengunyah permen karet. 

Penelitian menujukkan, selain menghilangkan stres dan kecemasan, peneliti menemukan bahwa orang yang mengunyah permen karet juga menunjukkan peningkatan kewaspadaan dan kemampuan mereka untuk multitasking (melakukan banyak hal dalam waktu yang bersamaan)

Penelitian tersebut dipresentasikan Dr Andrew Scholey, Ph.D., seorang profesor Perilaku dan Ilmu Otak pada Swinburne University di Melbourne, Australia dimana penelitian dilakukan. Tujuan dari penelitian ini, yang mencakup beberapa peneliti dari Wrigley Science Institute, dimaksudkan untuk menentukan apakah dan bagaimana tindakan yang terkena permen karet suasana hati, kortisol tingkat, dan stres.

kortisol dihasilkan oleh kelenjar adrenal tubuh. Pada saat stres yang tinggi, kadar kortisol dalam tubuh sebagai melonjak. Ketika tubuh dalam keadaan rileks, kadar kortisol dalam tubuh menurun. Penelitian Dr Scholey mengungkapkan bahwa ketika seseorang mengunyah permen karet, kadar kortisol terbukti menurun.
Penelitian ini melibatkan empat puluh orang, dengan usia rata-rata  22 tahun. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Simulasi Intensitas Stressor Ditetapkan sebuah metodologi standar untuk mengukur stres yang berhubungan dengan respon fisiologis dalam setting laboratorium. Dalam studi tersebut, kadar kortisol, ditambah tingkat kewaspadaan, diukur sebelum peserta mulai mengunyah permen karet dan di saat mereka sedang mengunyah permen karet.

Tes menunjukkan bahwa mereka yang mengunyah permen karet mengurangi tingkat kecemasan mereka oleh hampir 17 persen ketika sedang stres ringan dan hampir 10 persen ketika di bawah tekanan berat.
Perbedaan dalam tingkat kinerja bahkan lebih dramatis, pengunyah permen karet menunjukkan kinerja 67% sampai 109% lebih baik daripada non pengunyah. Tidak diketahui apakah rasa dari permen karet membuat perbedaan dalam hasil.

sumber: http://WEB-INF.prmob.net/views/ltr/article.jspx